Teori
Pragmatisme
Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal
apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai dalam
pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan
problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia
di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan
utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk
ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan
lingkungan. Dalam dunia pendidikan, suatu teori akan benar jika ia membuat
segala sesutu menjadi lebih jelas dan mampu mengembalikan kontinuitas
pengajaran, jika tidak, teori ini salah.
Jika teori itu praktis, mampu memecahkan problem secara
tepat barulah teori itu benar. Yang dapat secara efektif memecahkan masalah
itulah teori yang benar (kebenaran). Teori pragmatisme (the pragmatic theory
of truth) menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memliki
kebanran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Kaum
pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan (utility) dapat
dikerjakan (workobility) dan akibat yagn memuaskan (satisfaktor consequence).
Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutak / tetap, kebenarannya tergantung
pada manfaat dan akibatnya.
Akibat / hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah :
1. Sesuai
dengan keinginan dan tujuan
2. Sesuai
dengan teruji dengan suatu eksperimen
3. Ikut
membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada)
Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dari pada filsup
Amerika tokohnya adalha Charles S. Pierce (1914-1939) dan diikuti oleh Wiliam
James dan John Dewey (1852-1859). Wiliam James misalnya menekankan bahwa suatu
ide itu benar terletak pada konsikuensi, pada hasil tindakan yang dilakukan.
Bagi Dewey konsikasi tidaklah terletak di dalam ide itu sendiri, malainkan
dalam hubungan ide dengan konsekuensinya setelah dilakukan. Teory Dewey
bukanlah mengerti obyek secara langsung (teori korepondensi) atau cara tak
langsung melalui kesan-kesan dari pada realita (teori konsistensi). Melainkan
mengerti segala sesuai melalui praktek di dalam program solving.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar