BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dengan adanya pendidikan
maka proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.Dalam proses
pendidikan sangat diperlukan komponen-komponen pendidikan. Komponen itu sendiri
berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai sebuah tujuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian komponen
pendidikan ?
2. Apa saja macam-macam komponen
pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian komponen pendidikan.
2.Mengetahui macam-macam komponen
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komponen
Pendidikan
Komponen adalah bagian dari suatu
sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk
mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan adalah bagian-bagian dari sistem
proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya
proses pendidikan. Dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja
pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.
2.2 Macam-Macam
Komponen Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan. Tujuan pendidikan yakni :
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normativ, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan
sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar
filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung
pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai
tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan
menentukan tujuan pendidikan manusia.
2. Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam
proses pendidikan, dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya
terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta
didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak
pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga
didalamnya orang dewasa. Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik
terkait dengan sifat atau sikap anak didik dikemukakan oleh Langeveld yakni:
Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki
sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Anak
memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan bimbingan baik
jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam pendidikan ia
mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu dualitas,
sosialitas dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan
mendidik.
3. Pendidik.
Pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program
pembelajaran dan latihan serta masyarakat. Seseorang dapat dikatakan pendidik apabila
:
• Memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dibuktikan dengan
ijazah yang dimilikinya.
• Memiliki wawasan dan keterampilan tinggi yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang
ajarnya.
• Menguasai ilmu kependidikan.
• Memiliki kompetensi keilmuan memadai.
• Memiliki integritas kepribadian yang baik (perilakunya
dapat dijadikan contoh)
4. Interaksi Edukatif
Pendidik dan Anak Didik
Interaksi pendidik dengan anak didik
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tindakan yang
dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut mungkin berupa tindakan berdasarkan
kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan, dan metode pendidikan Pendidikan
berdasarkan kewibawaan dapat dicontohkan dalam peristiwa pengajaran dimana
seorang guru sedang memberikan pengajaran, diantara beberapa murid membuat
suatu yang menyebabkan terganggunya jalan pengajaran. Kemudian guru tersebut
memberikan peringatan atau menegur, maka beliau ini telah melaksanakan tindakan
berdasarkan kewibawaan. Dengan demikian tindakan berdasarkan kewibawaan yaitu
bersumber dari orang dewasa sebagai pendidik, untuk mencapai tujuan pendidikan
(tujuan kesusilaan, sosial dan lain-lain) (Syaifullah, 1982).
Dalam interaksi pendidikan tidak
terlepas metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa
metode yang dilakukan dalam mendidik yaitu metode diktatoral metode liberal dan
metode demokratis (Suwarno, 1981).
·
Metode
diktatoral bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembagan
manusia semata-mata ditentukan oleh faktor diluar manusia, sehingga pendidikan bersifat
maha kuasa. Sikap ini menimbulkan sikap diktator dan otoriter, pendidik yang
menentukan segalanya.
·
Metode
liberal bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam
yang secara wajar atau kodrat ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan
sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan
anak. Biarkanlah anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas atau
liberal.
·
Metode
demokratis bersumber dari teori konvergensi yang mengatakan bahwa perkembangan
manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Di dalam
perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus
bersifat membimbing perkembangan anak. Pendidik dan anak didik sama-sama
penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
Ki
Hadjar Dewantoro melahirkan asas pendidikan yang sesuai dengan metode
demokratis, yaitu Tut Wuri Handayani, ing madyo mangun karsa, ing ngarsa asung
tulada artinya pendidik itu kadang-kadang mengikuti dari belakang,
kadang-kadang harus ditengah-tengah berdampingan dengan anak dan kadang-kadang
harus didepan untuk memberi contoh atau tauladan.
5. Kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan Nasional, UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).Secara umum dapat disimpulkan bahwa
kurikulum ialah suatu patokan rencana-rencana dalam hal penyelenggaran
pembelajaran yang memiliki tujuan dan cita-cita tertentu yang berlandaskan pada
pengalaman-pengalaman pembelajaran sebelumnya, yang bersifat flexible (dapat mengalami-mengalami
perbaikan) dan didesain oleh sekolah agar murid-murid itu memiliki representasi
fungsi langsung di masyarakat. Dalam hal ini dapat dimungkinkan bila kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sekolah itu tidak harus dilakukan di sekolah, dan tidak
terbatas pada akademis semata, pendidikan karakter, watak, dan tingkah laku
juga seharusnya masuk dalam kurikulum.
6. Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan suatu
tempat di mana suatu pendidikan dilaksanakan.
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau
kebudayaan. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan
kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial
politis, lingkungan sosial anthropologis, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan iklim geographis.
Keseluruhan komponen-komponen
Pendidikan diatas merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Input mentah (raw input), yaitu
peserta didik, Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik,
input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan
masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
proses pendidikan.Sehingga dalam pencapaian tujuan pendidikan secara optimal
dapat ditempuh melalui proses berkomunikasi yang intensif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan pada dasarnya memiliki
tujuan akhir agar dapat menciptakan manusia unggul secara moral, integritas
pribadi, agama maupun intelektual agar dapat bersaing dengan bangsa lain di era
globalisasi. komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan
meliputi : tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, metode pendidikan, isi
pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Keseluruhan komponen-komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
3.2 Saran
Guru sebagai pendidik hendaknya dapat melaksanakan amanah
dari orang tua atau masyarakat dengan baik dan professional dan Orang tua
hendaknya lebih memperhatikan pendidikan si anak sehingga orang tua dapat
mengetahui perkembangan pendidikan si anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar