Hasil pemikiran yang didapat Locke
dalam hal ini adalah menjelaskan bagaimana proses manusia mendapatkan
pengetahuan. Menurut Locke seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman
manusia. Ini adalah teori empirisme yang pada waktu itu Locke menolak pendapat
kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia
berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio atau pikiran
berperan juga di dalam proses manusia memperoleh pengetahuan.
Locke berpendapat bahwa sebelum
seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum
berfungsi atau masih kosong diibaratkan seperti sebuah kertas putih (tabula rasa)
yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia
itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia
menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah
pengalaman.
Adapun ragam pengalaman manusia
menurut Locke dibedakan menjadi dua macam pengalaman manusia, yakni pengalaman
lahiriah (sense atau eksternal sensation) dan pengalaman batiniah (internal
sense atau reflection).Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap
aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca
indra manusia.Sedangkan pengalaman batiniah terjadi ketika manusia
memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara ‘mengingat’,
‘menghendaki’, ‘meyakini’, dan sebagainya.Kedua bentuk pengalaman manusia
inilah yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya.
Proses manusia mendapatkan
pengetahuan itu didapat dari perpaduan antara pengalaman lahiriah dan batiniah.
Dari kedua perpaduan pengalaman tersebut diperoleh apa yang disebut pandangan –
pandangan sederhana seperti: Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra
manusia saja. Misalnya, warna diterima oleh mata, dan bunyi diterima
oleh telinga.
Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak.
Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan.
Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi.
Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu.
Di dalam proses terbentuknya
pandangan-pandangan sederhana ini, rasio atau pikiran manusia bersifat pasif
atau belum berfungsi.Setelah pandangan-pandangan sederhana ini ada, baru rasio
atau pikiran bekerja membentuk ‘pandangan-pandangan kompleks. Rasio bekerja
membentuk pandangan kompleks dengan cara membandingkan, mengabstraksi, dan
menghubung-hubungkan pandangan-pandangan sederhana tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar