Senin, 05 Desember 2016

Pemikiran Pengetahuan John Locke

Hasil pemikiran yang didapat Locke dalam hal ini adalah menjelaskan bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuan. Menurut Locke seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Ini adalah teori empirisme yang pada waktu itu Locke menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh pengetahuan.
Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong diibaratkan seperti sebuah kertas putih (tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman.
Adapun ragam pengalaman manusia menurut Locke dibedakan menjadi dua macam pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah (sense atau eksternal sensation) dan pengalaman batiniah (internal sense atau reflection).Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia.Sedangkan  pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara ‘mengingat’, ‘menghendaki’, ‘meyakini’, dan sebagainya.Kedua bentuk pengalaman manusia inilah yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya.
Proses manusia mendapatkan pengetahuan itu didapat dari perpaduan antara pengalaman lahiriah dan batiniah. Dari kedua perpaduan pengalaman tersebut diperoleh apa yang disebut pandangan – pandangan sederhana seperti: Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya, warna diterima oleh mata, dan bunyi diterima oleh telinga. Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak. Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan. Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu.

Di dalam proses terbentuknya pandangan-pandangan sederhana ini, rasio atau pikiran manusia bersifat pasif atau belum berfungsi.Setelah pandangan-pandangan sederhana ini ada, baru rasio atau pikiran bekerja membentuk ‘pandangan-pandangan kompleks. Rasio bekerja membentuk pandangan kompleks dengan cara membandingkan, mengabstraksi, dan menghubung-hubungkan pandangan-pandangan sederhana tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar