Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Bidang garapan filsafat
ilmu terutama diarahkan padakomponen‑komponen yang menjadi tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu, tiang penyangga itu ada tiga macam yaitu ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi
Kata ontologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu On berarti being, dan Logos berarti logic. Jadi ontologi
adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). Sedangkan menurut Amsal Bakhtiar, ontologi berasal dari kata ontos
yang berarti sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori atau ilmu tentang
wujud, tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam
nyata tetapi berdasarkan pada logika semata.
Noeng Muhadjir mengatakan bahwa ontologi membahas tentang
yang ada, yang tidak terkait oleh satu perwujudan tertentu. Sedangkan jujun
mengatakan bahwa ontologi membahas apa yang kita ketahui, seberapa jauh kita
ingin tahu atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang yang
ada. Sidi Gazalba mengatakan bahwa ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan
terakhir dari kenyataan. Karena itu ontologi disebut ilmu hakikat, hakikat yang
bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan tentang tuhan.
Jadi dapat disimpulakan bahwa ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang
berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
2. Epistemologi
Epistemologi atau teori
pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta pengertian
mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa dengan
kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. Mereka
mengandalikan begitu saja bahwa pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin,
meskipun beberapa di antara mereka menyarankan bahwa pengetahuan mengenai
struktur kenyataan dapat lebih dimunculkan dari sumber-sumber tertentu
ketimbang sumber-sumber lainya. Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui
akal, indra, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan,
di antaranya adalah:
a. Metode InduktifI
Induktif
yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi yang
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
b. Metode Deduktif
Deduktif
ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih
lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.hal yang harus ada dalam
metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan itu
sendiri.penyelidikan bentuk logis itu bertujuan apakah teori tersebut mempunyai
sifat empiris atau ilmiah.
c. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh Agus Comte (1798-1857).
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, faktual dan positif. Ia
menyampaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta.apa
yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dari segala gejala.
Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi kepada
bidang gejala saja.
d. Metode
Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal
manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun
berbeda-beda yang harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut
intuisi
e. Metode
Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya
jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates.
Namun Plato mengartikannya sebagai diskusi logika. Kini dialektika berarti
tahapan logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga
menganalisis sistematik tentang ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.
3. Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang
berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi
adalah “teori tentang nilai“. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga
bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression (ekspresi
keindahan), dan sosio-political life (kehidupan sosial politik). Sedangkan
menurut Jujun S. Suriansumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.Dalam
Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan Value
and Valuation. Ada tiga bentuk Value and Valuation yaitu nilai yang
digunakan sebagai kata benda abstrak, nilai sebagai benda konkret, dan nilai
digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, member nilai dan dinilai.
Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa aksiologi
menjelaskan tentang nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang
dimiliki oleh manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai. Nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.Makna
“etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa
objek formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat
dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi
baik dan tidak baik dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan
nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap
lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Referensi
Salam, Burhanuddin. 2005. Pengantar
Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara
Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Aksara
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar, Jakarta: Indeks
Jujun S. Suriasumantri, S,
Jujun. 2005. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer.Jakarta: Sinar Harapan 2003. Ilmu dalam Perspektif; Sebuah
Kumpulan dan karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Mustansyir, Rizal dan Munir,
Misnal. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset
Achmadi, Asmoro. 2010. Filsafat Umum, Jakarta, Rajawali Pers
Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras
Peursen, Vav, C.A. 2008. Filsafat Sebagai
Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat
Ilmu Itu?, Bandung: Pustaka Sutra
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan
Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu; Suatu Kajian
dalam Demensi Ontologis, Epistemologis dan Aksiologi. Jakarta: Bumi Aksara
Suhartono, Suparlan.
2004. Dasar-dasar Filsafat.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar