Psikologi perkembangan memiliki 2 metode pemahaman, yaitu metode
umum dan metode khusus. Pada metode umum, pendekatan yang di pakai dengan
pendekatan longitudinal, transversal
dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang di peroleh
secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga
melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan, khususnya
kebudayaan. Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan di
selidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam
pendekatan ini dapat di gunakan dengan pendekatan eksperimen dan observasi.
Beberapa metode dalam psikologi, diantaranya sebagai berikut .
§ Metodologi
Eksperimental
Cara ini di
lakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.
Penelitian mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen,
yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan di telitinya, kapan
akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan
sebagainya.
§ Obsevasi Ilmiah
Pada observasi
ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang di timbulkan tidak dengan sengaja,
melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Obsevasi alamiah ini dapat
di terapakan pula pada tingkah laku orang-orang yang berada di tokmo serba ada,
tingkah laku pendengar kendaraan bermotor di jalan raya, tingkah laku anak
sedang bermain, perialku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
§ Sejarah
Kehidupan
Sejarah
kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih
mengetahui “jiwa” orang yang
bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas
mungkin di ketahui bahwa dia bukannya
kurang pandai, tetapi minatnya sejak kecil memang di bidang musik sehingga dia
tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
§ Wawancara
Wawancara
merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang di periksa. Agar itu orang di
periksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya ,
pendapatnya, dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yangb mewawancarai
dapat menggali semau informasi yang di butuhkan.
§ Angket
Angket
merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun
secara tertulis pada lembaran-lembaran pertanyaan itu, dan orang yang di
wawancarai tinggal membaca pertanyaan yang di ajukan, lalu menjawabnya secara
tertulis pula. Jawaban-jawaban nya akan di analisis untuk mengetahuin hal-hal
yang di selidiki.
§ Pemeriksaan
Psikologi
Pemeriksaan
psikologi di sebut juga dengan psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat
psikodiagnostik tertentu yang hanya
dapat di gunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. Alat-alat itu
dapat di pergunakan untuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan
seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian
seseorang, dan lain-lain dari orang yang di periksa itu.
Pada abad ke
19, di mulai metode psikologi yang di sebut dengan metode psikologi
kontemporer, dimana saat itu berkembang dua (2) teori dalam menjelaskan tingkah
laku, yaitu psikologi fakultas dan psikologi asosiasi.
a.
Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan
mental bawaan. Menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam
bebderapa ‘fakultas’ yang meliputi : berfikir, merasa dan berkeinginan.
Fakultas ini terbagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui
subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imajiner, dan sebagainya.
b.
Psikologi Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa
proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide, yaitu bahwa ide masuk
melalui alat indera dan di asosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu
seperti kemiripan, kontras dan kedekatan.
A.
Metode Observasi, Klinis dan Metode Etnografi
Objek psikologi
adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam
yang komplek dan selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tetapi
sesuatu yang hidup, yang dinamis, selalu berubah untuk maju menunju
kesempurnaannya. Oleh karena itu, penggunaan untuk sesuatu metode yang
bagaimana baiknya pun pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran yang mutlak,
sebab setiap metode pasti punya kelemahan-kelemahan di samping
kebaikan-kebaikannya.
Berdasarkan
renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka akan di dapatkan metode-metode
sebagai berikut :
1.
Metode yang
bersifat filosofis
2.
Metode yang
bersifat empiris
Metode yang
bersifat filosofis terdapat beberapa macam , antara lain sebagai berikut :
a.
Metode Intutif
Metode ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu
penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari. Dalam
keadaan terakhir itu kita mengadakan penilaian terhadap sesama kita atau benar-benar ingin kita ketahui
keadaannya.langkah-langkah seperti ini kesan-kesan pertamalah yang paling besar
perannya dalam pengambilan kesimpulan. Metode ini kurang memenuhi syarat, maka
harus di kombinasikan dengan metode-metode lain guna memperoleh kesimpulan yang
valid.
b.
Metode Kontemplatif
Metode ini dengan jalan merenungkan ob jek yang akan di ketahui
dengan mempergunakan kemampuan berfikir. Alat utama yang di pergunakan adalah
pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan objektif. Dalam arti, murni tidak
tercampur dengan alat-alat yang lain serta tidak tercampur dengan
pengaruh-pengaruh dari luar yang bersifat lahiriah dan biologis.
c.
Metode Filosofis Religius
Metode ini di gunakan dengan mempergunakan materi-materi agama,
sebagai alat utama meneliti pribadi manusia. Nilai-nilai yang terdapat dalam
agama merupakan kebenaran-kebenaran absolute dan pasti benar.
Metode yang bersifat empiris dapat di bagi menjadi beberapa metode
seperti yang di uraikan berikut ini.
1.
Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang paling dasar di lakukan dari
semua metode yang ada, yakni mengadakan pengamatan secara cermat, dan
sistematis serta membutuhkan adanya keluwesan tertentu ( tidak kaku ). Obsevasi
dapat melalui tiga cara, yaitu :
a.
Metode Introspeksi
Istilah “introspeksi” berasal dari bahasa latin ( intro
: dalam; dan spektare : melihat ).
Jadi, pada introspeksi individu mengalami sesuatu, dan ia dapat sendiri
mengamati, mempelajari apa yang di amati itu. Metode intropeksi sering juga di
sebut “ retropeksi “, yang berarti meliahat kembali. Menurut Wilhelm Wundt
(jerman ), istilah introspeksi ( retro
= kembali; dan rektare = melihat ).
Dapat di mengerti karena dengan metode ini, penyelidik melihat kembali
peristiwa-peristiwa kejiwaan yang telah terjadi dalam dirinya sendiri, dan
bukan apa yang sedang terjadi di dalam dirinya, sehingga istilah retrospeksi
akan lebih tepat dari pada introspeksi.
Kelemahan-kelemahan dalam metode introspeksi :
·
Kesulitan pada
manusia melakukan dua tugas menghayati dan mengingat kembali.
·
Pada
introspeksi, faktor ingatan kadang-kadang menghambat proses, yaitu adanya
faktor-faktor kelupaan dan pencampuradukan antara fantasi dan ingatan.
·
Kekurangan
perbendaharaan bahasa di dalam melukiskan kembali peristiwa-peristiwa jiwa yang
sudah dan sedang terjadi.
·
Kadang-kadang
di ragukan objektivitasnya oleh karena adanya ketidak jujuran ( rasa segan,
malu dan perasaan-perasaan lain yang menunjukkan kelemahan sendiri ).
b.
Metode Instrospeksi Eksperimental
Istilah “ instrospeksi eksperimental “
ialah suatu metode introspeksi yang di laksanakan dengan mengadakan
eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang di buat. Metode ini
merupakan penggabungan dari metode introspeksi dan eksperimen. Pada introspeksi
murni, hanya diri penyelidik yang menjadi objek, akan tetapi pada introspeksi
eksperimental, jumlah subjek terdiri atas beberapa orang yang di eksperimentasi, sehingga dengan
banyak nya subjek penelitian , hasilnya akan lebih bersifat objektif.
Sifat subjektivitas dari metode
introspeksi dapat di atasi dengan menggunakan subjek yang lebih banyak.
Penyusun metode ini adalah seorang murid Wilhelm Wundt bernama Oswald Kuple,
yang kemudian mendirikan mazhab Wurzburg di Jerman.
c.
Metode Ekstrospeksi
Arti kata ekstrospeksi ialah melihat
keluar ( ekstro =keluar, dan speksi berasal dari bahasa latin, sopektare = melihat ). Jadi, ekstrospeksi adalah suatu metode dalam
ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan
teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa orang lain
dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang di
tunjukkan dari mimic dan pantomimik orang lain.
Dalam penelitian yang di lakukan secara
observasi atau langsung ke lapangan, ada beberapa jenis yang di lakukan, yakni
observasi tak sistematik, observasi alami, observasi terkendali dan observasi
pada studi kasus.
o
Observasi tak
sistematik, yaitu observasi yang di lakukan secara tidak berurutan atau
beraturan.
o
Observasi
alamiah atau naturalistik, yaitu observasi yang di lakukan dalam seting
alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada di luar objek yang di teliti atau ia
tidak menampakkan diri sebagai orang yang melakukan penelitian.
o
Observasi
terkendali ( controlled ), jenis
observasi ini di lakukan untuk memperbaiki observasi alami yang kurang
sistematik dengan memberiakan stimulus kepada orang yang akan di amati dalam
seting alamiah, untuk mengetahui sejauh mana stimulus itu berpengaruh dalam
perilaku.
2.
Metode Klinis
Kata klinis berasal dari kata kline, yang berarti tempat tidur, klinoo =berbaring, kliniek =lembaga untuk meneliti dan menyembuhkan penyakit. Maka
metode klinis adalah nasihat dan bantuan kedokteran, yang di berikan kepada
para pasien, oleh ahli kesehatan. Metode klinis yang di terapkan dalam
psikologi ialah kombinasi dari bantuan medis dengan metode pendidikan, untuk
melakukan observasi terhadap pasien.
3.
Metode Etnografi
Etnografi merupakan salah satu dari sekian
pendekatan dalam penelitian kualitatif. Dalam istilah yunani, ethos berarti masyarakat, rasa tau
sebuah kelompok kebudayaan dan etnografi berarti sebuah ilmu yang menjelaskan
cara hidup manusia. Pada perkembangan selanjutnya, dalam etnografi terjadi
banyak perdebatan tentang cara bagaimana manusia ( baca : peneliti-‘self’ )
menjelaskan cara hidup manusia lainnya ( ‘yang di teliti’-other ‘ ) –termasuk
di dalamnya tentang cara-cara bagimana peneliti melihat ‘yang lainnya’ untuk
kemudian ‘menceritakannya’ kepada manusia lainnya ( baca : orang-orang yang
‘berkepentingan’ terhadap manusia ‘yang di teliti’ ). Etnografi juga di artikan
sebagai sebuah pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya sebuah masyarakat, lembaga dan seting
lain secara ilmiah, dengan menggunakan sejumlah metode penelitian dan teknik
pengumpulan data untuk menghindari bias dan memperoleh akurasi data yang
meyakinkan.
Secara umum, etnografi di sebut sebagai
‘menuliskan tentang kelompok masyarakat’. Secara khusus hal tersebut juga
berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.
B.
Pendekatan Longitudinal, Transversal, Sekuensial, dan Lintas
Budaya
Psikologi perkembangan adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang
yang mempengaruhinya.
1.
Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan
dalam penelitian yang di lakukan dengan
cara menyelidiki perkembangan manusia dalam jagka waktu yang lama atau sebagian
waktu dari hidup manusia tersebut, misalnya mengikuti perkembangan seseorang dari
lahir sampai akhir hidupnya atau sebagian dari hidupnya.
Pendekatan longitudinal mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihan pendekatan longitudinal ini adalah
sebagai berikut :
a.
Sampel lebih
sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan analisis terhadap pertumbuhan
dan perkembangan setiap individu.
b.
Memungkinkan
mengetahui gangguan-gangguan dalam perkembangan baik secara pribadi maupun
dalam kelompok.
c.
Memungkinkan
melakukan analisis terhadap hubungan antara proses pertumbuhan, baik aspek kematangan
maupun pengalaman, karena data yang di peroleh berasal dari anak yang sama.
d.
Memberiakan
kesempatan untuk menganalisis efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku
dan kepribadian.
Kelemahan
dari pendekatan longitudinal yaitu sebagai berikut ;
a.
Membutuhkan
waktu yang lama dan biaya yang besar.
b.
Memerlukan
banyak peneliti yang memungkinkan memiliki pengalaman yang berdeda-beda.
c.
Kemungkinan
terjadinya gangguan dalam selang waktu penelitian yang sedang di lakukan,
misalnya pindah tempat atau meninggal.
2.
Pendekatan Transversal atau Cross-Secional
Pendekatan transversal atau cross-secional
adalah pendekatan dalam penelitian yang di lakukan dengan cara menyelidiki
perkembangan manusia dari beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relatif
singkat. Pada pendekatan ini, peneliti dilakukan terhadap beberapa subjek yang
di kelompokkan, misalnya di kelompokkan menurut usia subjek yang di teliti
secara berurutan ( 14 tahun,15 tahun, 17 tahun ). kemudian kelompok yang
berbeda tersebut dapat di bandingkan dalam beberapa hal, seperti IQ, memori,
emosi, cara bergaul dengan teman sebaya, dan sebagainya.
Pendekatan cross-sectional adalah suatu
pendekatan yang di pergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa
kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini,
penelitian di lakukan terhadap orang-orang atau kelompok orang dari tingkat
umur yang berbeda-beda. Studi cross yang umum dapat mencakup sekelompok anak
berusia 5 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun; kelompok lain dapat mencakup kelompok anak remaja dan orang
dewasa, berusia 15 tahun, 25 tahun dan 45 tahun.
3.
Pendekatan Sekuensial
Pendekatan sequensial ( sekuensial )
adalah pendekatan kombinasi dari pendekatan longitudinal dan cross-sectional.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan perbedaan individual
dan perkembangan. Kombinasi dari longitudinal dan dan cross-sectional dapat
menyajikan gambaran perkembangan yang lebih lengkap dari pada di lakukan
pendekatan secara terpisah.
Meskipun pendekatan ini kompleks, mahal
dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak mungkin di peroleh
dari pendekatan cross-sectional dan pendekatan longitudinal. Pendekatan
sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor ( generasi )
pada perkembangan rentang waktu.
4.
Pendekatan Cross-Culture ( Lintas-Budaya )
Pendekatan cross-culture adalah pendekatan
dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan maupun
kebudayaan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia. Pendekatan ini di
lakukan terhadap beberapa kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaanya,
baik melalui percobaan atau tes pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan pengumpulan data lainnya untuk di
analisis persamaan dan perbedaannya.
Pendekatan crosss-cultural adalah suatu
pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau
kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pendekatan ini banyak
di gunakan untuk mengetahui persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar
belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
C.
Teori kebutuhan Peserta Didik
Setiap individu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang hendak di penuhi. Menurut Alfrooz ( 1996 ), kebutuhan (need ) adalah : “ A natural requirement with, should be satisfield in order to secure
a better organic compatibility “. Sedangkan Caplin ( 2002 ) mendefinisikan
need ( kebutuhan ) sebagai : (1) satu subtansi selular yang harus di miliki
oleh organism; (2) lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan / ketidak
sempurnaan yang di rasakan seseorang , dengan demikian, dapat di pahami bahwa
kebutuhan merupakan keperluan azazi yang harus di penuhi, kebutuhan muncul
karena ketidakseimbangan dalam diri individu.
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini
bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku monyet .
berdasarkan pengamatannya, di dapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan
lebih di utamakan di bandingkan dengan kebutuhan yang lainnya. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki
dan kasih saying, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan akan
aktualisasi diri. Maslow member hipotensis bahwa individu akan memuaskan
kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada
tingkat yang berikutnya. Menurut Maslow, pemuas berbagai kebutuhan di dorong
oleh kedua kekuatan, yakni motivasi kekurangan ( deficiency motivation ) dan motivasi perkembangan ( growth motivation ). Motivasi
kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai
kekurangan yang ada, sedangkan motivasi
pertumbuhan di dasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan
berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.
Maslow menyebutkan empat kebutuhan
mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan
homeostatis, kemudian berhenti dengan sendirinya. Maslow memperluas cakupan
prinsip homeostatik ini pada kebutuhan-kebutuhan tadi seperti rasa aman, cinta
bdan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut.
Masing-masing hierarki kebutuhan di uraikan seperti berikut.
1.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang
adalah kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu, seperti kebutuhan akan makanan, minuman,
tempat tinggal, seks, tidur dan oksigen.
Kebutuhan fisiologis
berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama, kebutuhan
fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau
minimal bisa di atasi. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah
hakikat pengulangannya.
2.
Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya
adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan
dari daya-daya mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan, dan bencana alam.
Menurut Maslow,
orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang
tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan
terancam besar.
3.
Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan
untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk
dekat pada keluarga dan kebutuhan antar pribadi seperti kebutuhan untuk member
dan menerima cinta.
Maslow
mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang member dan cinta yang
menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya
dan meramalkannya. Jika tidak, dunia
akan hanyut dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
4.
Kebutuhan Akan Penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap orang yang
memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang
lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk
menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan,
perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang
tinggi adalah kebutuhan akan harga diri, termasuk perasaan, keyakinan,
kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan.
5.
Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Merupakan tingkat terakhir dari kebutuhan
dasar Maslow. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi
diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.
Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul
setelah kebutuhan untuk di hargai terpenuhi. Akan tetapi, selama tahun1960-an
ia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandies memliki pemenuhan yang cukup
terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri,
tetapi mereka belum juga mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri
merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara
hierarki, melainkan mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka
akan terjadi meta patologi, seperti apatisme, kebosanan, putus asa, idak punya
rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan
sebagainya.
Menurut Maslow, meta kebutuhan dan
meta patologi untuk mengakltualisasikan diri terdiri atas berikut ini :
a.
Meta kebutuhan
b.
Kebenaran
c.
Kabaikan
d.
Keindahan atau
kecantikan
e.
Keseluruhan (
kesatuan )
f.
Dikotomi-transedensi
g.
Berkehidupan (
berproses, beribah tetapi tetap pada esensinya )
h.
Keunikan
i.
Kesempurnaan
j.
Keniscayaan
k.
Penyelesaian
l.
Keadilan
m.
Keteraturan
n.
Kesederhanaan
o.
Kekayaan (
banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting ).
p.
Tanpa susah
payah ( santai, tidak tegang )
q.
Bermain ( fun,
rekreasi, humor )
r.
Mencakupi diri
sendiri
s.
Meta patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak
terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti berikut,
a.
Apatisme
b.
Kebosanan
c.
Putus asa
d.
Tidak punya
rasa humor lagi
e.
Keterasingan
f.
Mementingkan
diri sendiri
g.
Kehilangan
selera dan sebagainya.
Maslow mengatakan bahwa pendidikan
yang baik dan profesional serta tidak harus menanggapi potensi individu untuk
tumbuh menjadi orang aktualisasi diri. Sepuluh poin / hal yang harus diketahui dan
di pahami adalah sebagai berikut .
1.
Kita harus
mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan
mendengar perasaan mereka-suara batin.
2.
Kita harus
mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan menjadi warga negara
dunia.
3.
Kita harus
membantu orang untuk menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan mereka,
nasib atau takdir.
4.
Kita harus
mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada suka cita yang harus di
alami dalam kehidupan, dan jika tidak orang yang terbuka untuk melihat yang
baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
5.
Kita harus
menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin
mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu
apa yang harus membangun di atas apa potensi yang benar-benar ada.
6.
Kita harus
melihat itu kebutuhan dasar orang di penuhi. Ini mencakup keselamatan,
belongingness dan kebutuhan harga diri.
7.
Kita harus
refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik
lainnya di alam dan dalam hidup.
8.
Kita harus
mengajar orang bahwa kontrol yang baik dan lengkap meninggalkan yang buruk. Di
butuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.
9.
Kita harus
mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan masalah
serius dalam kehidupan. In I termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit,
penderitaan dan kematian.
10.
Kita harus
mengajar orang untuk menjadi pilihan yang baik. Mereka harus di beri latihan
dalam membuat latihan dalam membuat pilihan yang baik.
Kebutahan akan aktualisasi diri
mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi
apa saja menurut kemampuannya. Maslow menyebut Hierarki Kebutuhannya sendiri
sebagai sintesis ataun perpaduan teori yang holistik dinamis. Maslow
mendasarkan teorinya dengan mengikutin tradisi fungsional James dan Dewey, yang
di padu dengan unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi
Gestalt, dan dengan dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler.
D.
Implikasi
Kebutuhan Individu Peerta Didik Terhadap Pendidikan
Pemikiran
Maslow tentang teori herarki kebutuhan individu sudah di kenal luas, namun
aplikasinya atau terapan untuk kepentingan pendidikan siswa disekolah tampaknya
belum mendapat perhatian penuh.Secara ideal, dalam rangka pencapaian
perkembangan kebutuhan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan
memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
·
Kebutuhan
Jasmanai
Sesuai dengan teori herarki kebutuhan Maslow , kebutuhan jasman
merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat instinktif. Jika kebutuhan ini
tidak terpenuhi, maka dapat berpengaruh
padaperkembangan pribadi dan perkembangan psikososial peserta didik,
serta terhadap proses belajar mengajar
disekolah.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik, sekolah
bisa melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
-
Memberikan
pemahaman kepada peserta diik tentang pentingnya hidup sehat dan teratur.
-
Menanamkan
kesadaran kepada peserta didik agar mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi
dan vitamin yang tinggi.
-
Memberikan
waktu kepada peserta didik untuk beristirahat.
-
Memberikan
pendidikan jasmani.
-
Memberikan
berbagai sara disekolah agar peserta
didik dapat bergerak bebas, bemain, berolahraga, dan lain- lain.
-
Membuat
bangunan sekolah dengan memperhatikan sirkulasi udara, pencahayaan, sebagai
peserta didik dapat belajar dan beraktivitas dengan nyaman.
-
Mengatur
temapat duduk mereka sesuai dengan keadaan fisik mereka.
-
Menyediakan
ruang kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperature yang tepat dan sesuai
dengan situasi dan kondisi sekolah.
-
Menyediakan
kamar mandi/ toilet dalam jumlah yang seimbang.
-
Menyediakan
ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang kondusif dan representative
·
Kebutuhan Rasa
Aman
Rutter(1979) mengatakan bahwa kondisi sekolah yang baik dan pondasi
yang kuat membuat tingkah laku dan akademi peserta didik cenderung baik.
Murphi(1985) menyatakan bahwa sekolah yang efektif di tentukan oleh lingkungan
yang aman dan rapi. Mereka bedua mempunyai pendapat dalam dua dimensi. Dimensi
yang pertamayaitu : siswa tak merasa terancam atau ketakutan, merasa aman dan
senang saat berada disekolah. Dimensi kedua adalah bahwa sekolah merupakan
sebuah sistem penjagaan dan pelaksanaan disiplin.
Contoh pemenuhan kebutuhan rasa aman
-
Sikap guru :
menyenangkan ,mampu mneunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak
menunjukkan ancaman atau bersikap menghakimi.
-
Adanya
ekspektasi yang konsisten.
-
Mengendalikan
perilaku siswa dikelas/ sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplianan siswa
secara adil.
-
Lebih banyak
memberikan penguatan perilaku(
reinforment) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa
dari pada pemeberian hukuman atas perilaku negative siswa.
·
Kebutuhan Akan
Kasih Sayang
Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan merasakan senang,
betah dan bahagia berada di sekolah, seakan- kaan memperoleh motivasi belajar
diskolah. Akan tetapi , jika murid merasa yang sebaliknya maka itu akan membuat
mereka malas belajar.
Contoh Pemenuhan Kasih Sayang Atau Penerimaan
-
Hubungan Guru
dengan Siswa
ü Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empati, peduli, dan
interes terhadap siswa, sabar, adil, terbuka, serta dapat menjadi pendengar
yang baik.
ü Guru dapat menerapkan pembelajaran individual dan dapat memahami
siswanya( kebutuhan, potensi, minat, karaktersitik, kepribadian dan latar
belakangnya).
ü Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif
daripada yang negative.
ü Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat
dan keputusan setiap siswanya.
ü Guru dapat menjadi penolong yang bisa di andalkan dan memberikan
kepercayaan terhadap siswanya.
-
Hubungna Siswa
dengan Siswa
ü Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja
sama mutualistik dan saling percaya diantara siswa.
ü Sekolah dapat menyelengggarakan class
metting, melalui berbagai forum, seperti olah araga atau kesenian.
ü Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk
kepentingan pembelajaran.
ü Sekolah mengembangkan tutor sebaya.
ü Seklah mengembangkan bentuk- bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
·
Kebutuhan Akan
Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan ini menyebabkan peserta didik memiliki
sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui ditengah- tengah masyarakat. Mereka
yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan orang lain. Oleh sebab itu,
untuk menimbulkan rasa berharga dilingkungan mereka, guru dituntut untuk
melakukan hal berikut :
-
Menghargai anak
sebagai pribadi yang utuh.
-
Menghargai
pendapat dan pilihan siswa.
-
Menerima kondisi
siswa apa adanya serta menempatkan mereka pada suatu kelompok sesuia dengan
pilihan mereka sendiri.
-
Guru harus
menunjukkan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri dihadapan peserta
didiknya.
-
Guru harus
mengembangkan konsep diri siswa yang positif.
-
Memberikan
penilaian terhadap siswa secara objektif.
-
Menyediakan
program makan siang yang higienis, murah atau bahkan gratis.
-
Contoh
Pemenuhan Harga Diri
ü Mengembangkan Harga Diri Siswa
§ Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang
dimiliki siswanya.
§ Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
§ Memfokuskan pada kekuatan dan asset yang dimiliki setiap siswa.
§ Mengembangkan strategi pembelajaran yang bevariasi.
§ Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami
kesulitan.
§ Ketika harus mendisiplinkan sisw, sedapat mungkin dilakukan secara
pribadi, tidak didepan umum.
ü Penghargaan Dari Pihak Lain
§ Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap
siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemooh.
§ Mengembangkan program “star
of the week”.
§ Menegmbangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan
prestasi yag diperoleh siswa.
ü Pengetahuan dan Pemahaman
§ Memberikan kesempatan kepada siswa unutk mengeksplorasi bidang-
bidang yang diketahuinya.
§ Menyediakan pembelajaran yang memeberikan tantangan intelektual
melalui pendekatan discovery-inquiry.
§ Menyediakan topik- topik pembelajaran dengan sudut pandang yang
beragam.
ü Estetika
§ Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik.
§ Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenagkan.
§ Memelihara sarana dan pra sarana ang ada di sekeliling sekolah.
§ Ruangan yang bersih dan wangi.
§ Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.
·
Kebutuhan Akan
Rasa Bebas
Peserta didik harus memiliki kebutuhan akan rasa bebas agar tidak
menyebabkan mereka frutasi, merasa tertekan dan lain sebagainya. Mereka juga
harus diberikan rasa kebebasan yang memadai.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Akan Rasa Bebas
ü Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan yang terbaik
baginya.
ü Memberikan kebebasan untuk siswa menggali dan menjelajah kemampuan
dan potensi yang dimilikinya.
ü Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan
nyata.
ü Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif.
·
Kebutuhan Akan
Rasa Sukses
Sehubungan dengan kebutuhan akan rasa sukses/ berprestasi , Mc
Cielland juga mengajukan teori tentang kebutuhan yang dikenal cukup luas,
dengan membagi 3 jenis kebutuhan sebagai berikut :
ü Need for
Acchievement atau N-Ach (
kebutuhan untuk berprestasi) yaitu kebutuhan untuk bersaing atau melampaui
standar pribadi. Mc Cielland menemukan ciri-ciri individuyang memiliki
kebutuhan ini, antara lain sebagai berikut :
§ Menyenangi sistuasi dimana ia bertanggung jawab atas segala
perbuatannya.
§ Menyenangi umpan balik(feedback)
yang cepat, nayat dan efisien atas segala perbuatannya.
§ Dalam menentukan prestasinya, ia lebih memilih resiko yang besar.
§ Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif.
§ Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
ü Need for Power atau N-Pow ( kebutuhan untuk berkuasa) yaitu suatu kebutuhan untuk
memberikan kesan atau memberi pengaruh atas orang lain dianggap sebagai orang
yang berkuasa. Ciri- ciri orang yang memiliki kebutuhan ini adalah :
§ Senang dalam menentukan kegiatan organisasi tempat ia bernaung.
§ Sangat peka terhadap struktur pengaruh anatr pribadi dari kelompok
atau organisasi.
§ Senang menjadi anggota organisasi yang mencerminkan prestise.
§ Berusaha menolong orang lain walau tidak diminta.
ü Need for
Affiliation atau N- Aff (
kebutuhan untuk berafiliasi), yaitu kecenderungan beberapa individu untuk
mencari atau menjalin persahabatan dengan orang lain tanpa melihat statusnya.
Ciri-ciri orang yang memiliki kebutuhan seperti ini adalh :
§ Lebih senang berkumpul dengan orrang lain.
§ Sering berhubungan dengan orang lain.
§ Lebih memperhatikan aspek hubungan pribadi.
§ Mencari persetujuan atau kesepakatan dengan orang lain.
§ Lebih aktif dalam melakukan pekerjaan.
E.
Perkembangan
Fisik, Genetik, Dan Lingkungan Peserta Didik
Perkembangan
fisik disebut juga sebagai pertumbuhan biologis yang merupakan salah satu aspek
penting dari perkembangan individu. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
optimal sangat penting bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, sebab pertumbuhan
dan perkembangan fisik anak, baik secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik ini
akan menentukan keterampilan mereka dalam bergerak. Sedangkan secara langsung,
pertumbuhan atau perkembangan fisik mempengaruhi cara peserta didik memandang
dirinya sendiri dan orang lain.
·
Keadaan Berat
Dan Tinggi Badan Anak Usia Sekolah
Badan anak bagian atas berkembang lebih lambat dari pada tubuh
bagian bawah sampai anak berusia 6 tahun. Selama akhir anak-anak, tinggi badan
bertambah 5-6% dan badanya bertambah hingga 10% per tahun, saat anak berumur 6
tahun tinggi rata- ratanya adalah 46 inchi dan beratnya 42,5 kg dan pada saat
berumur 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan bertanya 40-42,5 kg.
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada
panjang badannya, kaki dan tangan lebih panjang sedangkan dada dan panggul
lebih besar. Pada waktu yang sama, masa dan kekuatan otot secara perlahan
bertambah dan gemuk bayi (bayi fat)berkurang,
pertambahan kekuatan otot ini bisa karena faktor keturunan dan latihan(
olahraga).
F.
Implikasi
Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan
Mc Devitt dan
Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru
dalam menyikapi pengaruh genetik dan lingkungan bagi perkembangan peerta didik,
yaitu seperti berikut :
a.
Memahami dan
menghargai perbedaan- perbedaan individual anak
b.
Menyadari bahwa
sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembangan.
c.
Mendorong siswa
menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan
· Perkembangan Otak
Otak adalah sebuah sistem biologis manusia yang diciptakan Allah
SWT, untuk mengindera dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan
terhadapnya. Otak bukan sekedar suatu gumpalan keriput dalam tengkorak manusia,
tetapi sesungguhnya otak menjalar keseluruh tubuh.
Otak adalah organ yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam
semesta. Otak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling berkembang dan
secara otomatis dalam mempelajari dirinya sendiri.Otak adalah organ yang
apabila dirawat dan dipelihara scecara baik dan teratur dapat bertahan hingga
100 tahun.Sama seperti aspek-aspek perkembangan lainnya, perkembangan otak juga
dipengaruhi oleh interaksi hereditas dan lingkungan.
Perkembangan otak terjadi sejak mulai masa prenatal, yakni
kira-kira 25 hari setelah konsepsi.Pada awal masa ini otak terlihat seperti
tabung yang tidak rata dan sangat halus.Tabung- tabung halus ini berisi sel-sel
dan membentuk kantong-kantong dan ruang-ruang. Ruang –ruang tersebut terbagi
menjadi 3 ruang yaitu :forebrain(otak
depan), mildbrain (otak tengah), hindbrain(otak belakang).
Perkembangan otak pada masa prenatal ini menentukan perkembangan
anak selanjutnya setelah ia lahir, karena pada masa prenatal ini janin sudah
dilengkapi dengan sebuah sel saraf (neuron)yang
akan dimilikinya selama ia hidup. Menurut ahli saraf, sel otak tidak akan di
produksi lagi setelah anak tersebut lahir , tetapi perkembangan otak setelah
lahir terarah pada penambahan jumlah jaringan antar neuron. Jika jumlah
jaringan antar neuron maningkat , maka anak akan mampu berpikir tentang hal-hal
yang lebih kompleks(Treys,2004).
Saat dilahirkan, otak bayi memiliki 10 miliar neuron.Neuron-neuron
ini kemudian membentuk ribuan sambungan antar neuronyang dendrit.Dendrit ini
mengalami secara dramatis hingga bayi berusia 2 tahun. Saat bayi berusia 2
bulan, dendritnya sudah mencapai 50 sampai 1000 triliun myelin yang
memungkinkan neuron mentransmisikan pesan-pesan lebih cepat ( Mc Devit &
Ormrod,2002).
ü Masa pubertas (10-14 Tahun)
Akhir usia sekolah anak akan memasuki masa yang disebut dengan
“pubertas” yaitu awal terjadinya pematangan seksual. Biasanya anak perembuan 2
tahun lebih awal memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada
masa pubertas ini terjadi perubahan fisik yang dramatis yang disebut juga
dengan “growth spurt” (percepatan
pertumbuhan) dimana terjadi perubahan pertumbuhan baik diseluruh bagian fisik,
pertambahn berat badan dan tinggi badan, proposisi dan bentuk tubuh, maupun
kematangan seksual.
Perubahan-perubahan fisik pada masa pubertas disebabkan oleh
matangnya kelenjar pituitary, yaitu kelenjar endoktrin yang berhubungan dengan
otak, tepat berda dibawah hipotelamus.Kelenjar ini memiliki beberapa hormon,
yaitu hormone pertumbuhan, gonadopropik, dan hormon kortikoprotik.Hormon
gonadoprotik mempercepat pematangan sel-sel telur dan sperma hingga
mempengaruhin produksi hormon seks.Sedangkan hormon kortikotropik mempenagruhi
kelenar suprarenalis. Hormone seks, yaitu testosterone pada anak laki-laki dan
esterogen pada anak perempuan bersama-sama dengan hormon perumbuhan dan suprarenalis memperngaruhi pertumbuhan
anak. Pada gilirannya disebut dengan percepatan pertumbuhan.
Percepatan pertumbuhan terjadi hanya selama 2 tahun, setelah
berakhirnya fase ini anak memasuki kematangan seksual.Percepatan pertumbuhan
selama masa puberta juga terjadi pada proposi tubuh, yang sebelumnya percepatan
pertumbuhannya terlalu kecil, tetapi masa pubertas menjadi lebih besar.
Kematangn seksual ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer(primery seks characteristics)dan
ciri-ciri seks sekunder(secondary seks
characteristics).
a.
Perubahan
Ciri-Ciri Seks Primer
Ciri-ciri primer anak laki-laki ditunjukan dengan pertumbuhan dari
batang kemaluan(penis) dan kantung
kemaluan(skrotum)yang terjadi sejak
usia anak sekita 12 tahun dan terjadi selam 5 tahun untuk penis dan 7 tahun
untuk skrotum.Pada skortum terdapat 2 buah testis yang bergantung dibawah
penis.Testis ini sudah anak sejak anak dilahirkan tetapi hanya 10% dari ukuran
matangnya, testis mencapai ukuran kematangannya saat anak berusia 20-21 tahun.
Pada anak perempuan perubahan ini ditandai dengan munculnya
menstruasi, yaitu disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali
oleh anak perempuan. Menstruasi yang dialami anak perempuan sangat dipengaruhi
oleh perkembangan indung telur(ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut di
bagian bawah wanita, dekat dengan uterus, yang berfungsi memproduksi sel-sel
telur( ovum) dan hormone estrogen dan progesterone.
Tugas progesterone bertuagas mematangkan dan mempersiapkan sel
telur(ovum) sehingga siap dibuahi. Sedangkan hormon esterogen adalah hormone
yang mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang( pembesaran
payudara dan pinggul, suar, dan lain-lain). Hormon ini yang mengatur siklus
haid dan menyebabkan ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang
pesat.
b.
Perubahan Seks
Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak
berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi, tetapi merupakan
tanda-tanda perbedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Tanda-tanda
jasmaniah yang terjadi pada anak laki-laki adalah tumbuhnya kumis, janggut,
jakun, bahu dan dada lebar, suara berat, tumbuh bulu ketiak, dada, kaki dan
lengan dan sekitar kemaluan serta otot-otot menjadi kuat.Sedangkan perempuan
terlihat pada payudara dan pinggul membesar, suar menjadi halus, tumbuh bulu
ketiak dan disekitar kemaluan.
Mc Devitt dan Ormrod merekomendasikan beberapa hal pentingyang
perlu dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh genetic dan lingkungan bagi
perkembangan peserta didik.
§ Memahami dan memahami prbedaan-perbedaan individual anak.
§ Menyadari bahwa sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap
aspek perkembangan.
§ Menentukan siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan.
G.
Implikasi
Perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak
memang mempunyai kemampuan untuk menyusun ribuan sambungan neuron. Namun
kemmapuan itu berhenti saat ia usia 10 samapai 11 tahun jika dikembangkan dan
digunakan. Untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif anak, proses
kematangan otak harus diiringi dengan peluang-peluang untuk mengalami peluang
yang makin luas.Dalam hal ini, pendiidkan harus menguasai keterampilan yang
memungkinkan otaknya berkembang.
Otak adalah
mata air yang seharusnya dialirkan secara berangsur-angsur, bukan sebagai wadah
yang harus diisi secara penuh.Oleh karean itu, pendidikan seharusnya merupakan
upaya mengembangkan sebagai potensi anak, melatih pengamatan dan pengambilan
keputusan, merangsang pemikirn dan imajinasi, memperdalam pemahaman dan
memperkuat konsentrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar