A.
Pengertian
Peserta didik
Peserta didik dalam arti luas
adalah setiap orang yang terkait dengan prses pendidikan sepanjang hayat,
sedangkan dalam arti adalah setiap siswa yang belajar disekolah (Sinolungan
1997). Departemen pendidikan nasional (2003) menegaskan bahwa peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur
jenjang dan jenis pendidikan.
Peserta
didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami sebagai guru bahwa pemahaman
dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas kesatuan. Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusi
termasuk peserta didik adalah makhluk totalitas “homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan
(a) makhluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya
dan alam lingkungan sekitarnya, (b) makhluk sosial yang membutuhkan oranglain
dalam berintearaksi dan saling memengaruhi agar berkembang sebagai manusia,
serta (c) makhluk individual yang memliki keunikan (ciri khas, kelebihan,
kekurangan, sifat, dan kepribadian dan lain-lain), yang membedakan dari
individu lain.
Jadi
dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik termasuk peserta didik usia
SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh dan tidak terpisah-pisah. Kita harus
melihat mereka sebagai suatu kesatuan yang unik, yang terkait dengan yang
lainnya.
Dalam
perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Berdasarkan
definisi tentang peserta didik yang disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
peserta didik merupakan individu yang memiliki sejumlah karakteristik,
diantaranya sebagai berikut.
1.
Peserta didik adalah individu yang
memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang
unik.
2.
Peserta didik adalah individu yang
sedang berkembang, artinya pserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan
dalam dirinya yang ditunjukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan kepada
penyesuaian dengan lingkungan.
3.
Peserta didik adalah individu yang
membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
4.
Peserta didik adalah individu yang
memiliki kemampuan untuk mandiri. Disamping itu, di dalam diri peserta didik
juga terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada
pihak lain. Karena itu, setahap demi setahap orangtua atau pendidik perlu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mandiri dan bertanggung jawab
sesuai dengan kepribadiannya sendiri.
B.
Tahap-tahap
dan Ciri Perekmebangan Peserta Didik
1.
Tahap Perkembangan Biologis
a.
Masa Prenatal
Periode
ini terjadi pada saat itu anak masih berada dalam kandungan dan sangat penting
sebagai pembentukan manusia yang biasa berdampak sepanjang hidup. Memiliki tiga
fase, yang pertama, yaitu pengalihan gen dari orangtua bila terjadi gangguan
ciri fisik ataupun psikologinya akan terganggu. Kedua, pembentukan organ tubuh
serta jenis kelamin, bila terjadi gangguan akan mengakibatkan cacat bawaan.
Ketiga, lingkungan dari kandungan dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan fisik
sang ibu.
b.
Masa Bayi
1)
Infancy
(orok):
selama 2 minggu sejak lahir.
a)
Fase partunatal, yaitu 30 menit setelah
kelahiran bayi masih merasa bersatu dan tergantung seutuhnya kepada ibunya.
b)
Fase neonatal, yaitu setelah plasenta
dipotong, bayi mulai berdiri sendiri sebagai individu.
Masa ini menjadi hal utama karena
mulai menyesuiakan diri terhadap situasi dan kondisi.
2)
Babyhood
(bayi):
2 tahun setelah masa jabang bayi.
Masa
ini pembentuk dasar kepribadian, mengalami pertumbuhan secara cepat, sekaligus
ketergantungan dengan ibu berkurang. Bayi mulai mengenal banyak orang dan peran
seksual sebagaimana laki-laki.
c.
Masa Kanak-kanak Awal (early childhood)
Berlangsung
dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Ini merupakan masa sulit karena anak menjadi
susah dikontrol dan mulai sadar ia bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang
lain dan merasa tidak harus tunduk dengan lingkungan.
d.
Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)
Berlangsung
6 tahun sampai oragan seksualnya masak, pada umur 12-13 tahun untuk wanita dan
14-15 tahun untk pria. Anak-anak belajar mandiri, norma-norma absolut kini
menjadi relatif, membanding-bandingkan dengan apa yang ia punya.
e.
Masa Pubertas (akil baligh)
Pubertas
ditandai dengan masak nya alat reproduksi, secara fisik sudah siap
beranak-pinak, kemudian daya tarik terhadap lawan jenis lebih kuat. Pada masa
ini merupakan masa tumpang tindih dan lebih sulit dibandingkan dengan masa
sebelumnya sebagai individu. Hal ini ditandai dengan menstruasi untuk wanita
dan mimpi basah untuk pria.
f.
Masa Remaja (Adolesence)
Ini
adalah masa transisi, yang sangat sulit dari masa sebelumnya, secara umum
merupakan klimaks. Hal ini dapat diuji individu telah mempunyai pola perilaku
yang lebih mantap. Masa remaja dibagi dua yaitu remaja awal dan sekitar 13-17
tahun, dan remaja akhir sekitar 17-18 tahun.
g.
Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
Berkisar
anatara 18-40 tahun. Ini adalah masa pemantapan diri terhadap pola hidup
baru/keluarga. Banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan, seperti hura-hura,
nongkrong. Memikirkan hal-hal yang lebih penting seperti memilih pasangan hidup
dan menjadikan cita-cita lebih riil.
h.
Masa Dewasa Madya
Berkisar
antara 40-60 tahun, kehidupan umumnya sudah mapan, berkeluarga dan memiliki
beberapa anak. Pada masa ini pria dan wanita karir merupakan pencapaian
tertinggi.
i.
Masa Usia Lanjut
Pada
umur 60 tahun keatas, masa dimana mensyukuri yang sudah dicapai dari masa
sebelumnya. Keadaan fisik sudah jauh menurun bahkan sudah pensiun.
2.
Tahap Perkembangan Berdasarkan
Didaktif
Adapun
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Tahap I: dari umur 0 sampai 2 tahun.
Tahap ini disebut tahap asuhan.
b.
Tahap II: dari umur 2 sampai 12 tahun,
tahap ini disebut tahap pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indera.
c.
Tahap III: dari umur 12-15 tahun. Tahap
ini disebut tahap pendidikan akal pikiran.
d.
Tahap IV: dari umur 15 sampai 20 tahun.
Tahap ini disebut tahap pembentukan karakter.
3.
Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Anak
1.
Bakat atau pembawaan. Anak dilahirkan
dengan membawa bakat-bakat tertentu. Seperti bakat seni, musik menggambar dsb.
2.
Sifat-sifat Keturunan. Sifat-sifat
keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang dapat berupa
fisik dan mental.
3.
Dorongan Instink. Dorongan adalah kodrat
hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya.
Sedangkan instink adalah naluri kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh
atau membiasakan pada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan doronga batin.
Selain itu ada juga faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik adalah sebagai berikut.
a.
Faktor Internal
1)
Kondisi fisik: faktor fisik merupakan
faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh
kedua orangtuanya.
2)
Kondisi psikis: ranah perkembangan
individu menyangkut aspek fisik, intelektual, yaitu kognitif dan bahasa.
b.
Faktor eksternal
1)
Lingkungan fisik: Lingkungan ini
mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan
lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi cahaya dan kepadatan
hunian.
2)
Lingkungan non fisik: Faktor non fisik
meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat.
4.
Perkembangan Masa Hidup Anak
a.
Perkembangan Anak Dari Segi
Psikologi
1)
Masa bayi: 0-2 tahun
2)
Masa anak; masa balita, prasekolah,
3)
Masa anak sekolah,
4)
Masa praremaja,
5)
Masa remaja,
6)
Masa dewasa; dewasa muda,
7)
Dewasa lanjut.
Lebih lanjut, dalam pembahasan ini
akan dibahas meneganai perkembangan pada masa anak-anak yang meliputi berikut
ini.
1)
Masa Balita, Masa Prasekolah (2-5 tahun)
Pada
masa kanak-kanak, perkembangan yang lebih mudah diamat adalah perkembangan
motorik ialah sesuatu yang ada hubungan nya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Motorik
anak berbeda dengan motorik deawasa, diatara perbedaanya adalah sebagai
berikut.
a)
Cara memegang: pada orang dewasa
perkakas dipegang dengan cara khas agar ia dapat mempergunakannya secara
optimal, sedang anak-anak asal memegang saja.
b)
Cara berjalan: ketika berjalan, orang
dewasa hanya mempergunakan otot-otot nya yang perlu saja, sedangkan anak-anak
berjalan seolah-olah seluruh anggota tubuhnya ikut bergerak.
c)
Cara meyepak: sebagai contoh, ketika
anak0anak menyepak bola maka kedua tangan nya mengaju kedepan dengan
berlebihan.
2)
Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak
pada masa ini ahrus menjalani tugas-tugas perkembangan antara lain sebagai
berikut:
a) Belajar
keterampilan fisik untuk permainan biasa
b) Membentuk
sikap sehat mengenai dirinya sendiri
c) Belajar
bergaul dengan teman-teman sebaya
d) Belajar
peranan jenis yang sesuia dengan jenisnya
e) Membentuk
keterampilan dasar; membaca, menulis, dan berjitung
f) Membentuk
konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari
g) Membentuk
hati nurani, nilai moral, dan nilai sosial
h) Memperoleh
kebebasan pribadi
i)
Membentuk sikap-sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
3)
Masa Anak Tanggung; Praremaja (10-12
tahun)
Masa
ini ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis. Anak tanggung selalu
menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat dengan menyanggah pendapat orang dewasa.
Pada masa ini mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional terhadap teman
sebaya yang sejenis. Minat dan aktifitasnya mulai mencerminkan jenisnya secara
lebih jelas . pengendalian emosi dan kesediaan bertanggung jawab lebih terlihat
melalui perbuatan atau tindakan.
5.
Kematangan dan Perkembangan
Pengalaman Peserta Didik
Perkembangan
yang dialami membawa mereka pada ke arah kematangan. Kematangan ini akan
tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu
menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
Kematangan
fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinya pertumbuhan yang terjadi dengan
pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan tegap karena bahu dan
adanya semakin bidang, sedangkan perempuan berjalan melenggang karena
pinggulnya membesar. Kematangan sosial ditandai dengan sikap sosial yang mantap
sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga, yang mulai meraskan adanya
tanggung jawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyrakat.
Kematangan emosional ditandai dengan stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan
yang sering terjadi berkurang bahkan berhenti sama sekali.
Kematangan
(maturation) adalah urutan-urutan
perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan
genetiknya. Kematangan diandang sebagai sebagai suatu pembawaan (nature), yakni sebagai warisan biologis
organisme yang dibawa sejak lahir.
Kaum
maturasionis meyakini bahwa kondisi lingkungan yang ekstrem dapat menyebabkan
gangguan terahadap proses perkembangan anak, tetapi mereka meyakini bahwa
kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembanganindividu telah
terpola secara genetik. Sedangkan kaum enviromentalitas menekankan pentingnya
pengalaman dalam perkembangan anak. Unsur genetik individu mewariskan dasar,
bagaimana hal itu tumbuh dan dan berkembang sangat tergantung pada makanan,
gizi, perawatan medis, dan latihan yang diberikan oleh lingkungan. Kaum
interaksionis mempercayai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu
merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan , misalnya:
a.
Tinggi badan anak tergantung pada
ranangan genetik yang diturunkan dari orang tuanya.
b.
Tinggi badan anak juga bergantung dari
gizi dan latihan yang diperoleh selama proses pertumbuhan
c.
Perkembangan kognisi anak bergantung
kepada taraf intelegensiyang dimiliki
d.
Perkembangan kognisi tergantung pada
kualitas pengalaman belajar yang diperoleh selama hidupnya.
e.
Anak secara biologis sudah terprogram
untuk belajar bahasa
f.
Anak hanya akan belajar bahasa yang di
dengarnya.
6.
Implikasi
Pertumbuhan/Perkembangan/Kemnatangan Peserta Didik Terhadap Proses Belajar
Istilah
kematangan yang dalam bahasa inggris disebut maturation sering dilawankan
dengan immaturation yang artinya
tidak matang. Chapli (2002) mengartikan kematangan sebagai (1) perkembangan,
proses mencapai kemasakan/ usia masak; (2) proses perkembangan yang dianggap
berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies.
Kematangan
tida dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena
kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap
individu dalam bentuk dan masa terentu. Sebagai individu yang sedang tumbuh dan
berkembang maka proses pertumbuhan dan perkembngan peserta didik tersebut
sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi anatara dua faktor yang sama-sama
penting kedudukannya, yaitu faktor herediatas dan faktor lingkungan. Keberadaan
dua faktor tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya karena kenyataannya
kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam opersioanalnya.
Dari
pernyataan diatas, maka dapatlah ditarik beberapa implikasi pertumbuhan atau
perkembngan atau kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan
sebagai berikut.
1)
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
seja lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang
berada di lingkungan hidup itu.
2)
Interaksi manusia dengan lingkungan nya
sejka lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada
lingkungan
3)
Dalam interaksi sosial, manusia sejak
lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga
4)
Atas dasar keterikatan dan kewajiban
sosial para pendidik, terutama orangtua, maka anak senantiasa berusaha
mebnciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lngkungan psikis.
5)
Setelah umur kronolgis mencapai
lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan
intelektual, sosial, emosional serta kemampuan jasmani yang lain.
6)
Kematangan sosial merupakan kiasan bagi
kematangan intelektual, karena perkembngan kecerdasan berlangsung dalam
lingkungan sosial tersebut.
7)
Kematangan emosional meliputi kematangan
sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia
dikuasai atau ditentukan oleh kondisi persaannya.
a.
Perkembangan Anak Usia Sekolah
Dasar
1) Perkembangan
Intelektual
Pada usia dasar 6-12 tahun anak
sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif.
a) Perkembangan
Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua masalah berkomunikasi,
dimana pikiran dan persaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat,
atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar atau
lukisan.
b) Perkembangan
sosial
Pada
usia ini anak mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuiakan diri sendiri kepada
sikap yang kooperatif atau sosiosentris. Berkat perkembangan sosial, anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
c) Perkembangan
Emosi
Kemampuan mengontrol emosi
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan
orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak. Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini
termasuk pula perilaku belajar.
d) Perkembangan
Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral
pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya mungkin anak tidak mengerti
konsep moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah
dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya.
e) Perkembangan
Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
·
Pandangan terhadap ketuhanan
diperolehnya secara asional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman
pada indikator alam semesta.
·
Penghayatan secara rohaniyah semakin
mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral.
·
Periode usia sekolah dasar merupakan
masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
f) Perkembangan
Motorik
Seiring dengan perkembangan
fisiknya yang beranjak matang maka
perkembngan motorik anak sudah terkondisi dengan baik. Sesuai dengan
perkembangan fisik maka dikelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan.
·
Dasar-dasar keterampilan untuk menulis
dan menggambar.
·
Keterampilan-keterampilan dalam
menggunakan alat olahraga.
·
Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari,
berenang dan sebagainya.
·
Baris berbaris secara sederhana untuk
menanamkan kebiasaan ketertiban dan kedisiplinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar