Rabu, 30 November 2016

Psikologi Perkembangan


A.      Pengertian psikologi perkembangan
Psikologi, menurut Mussen dan Rosenwieg adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang mind (pikiran) atau the study of mind, tetapi dalam perkembangannya kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku) sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
Psikologi berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu Psychaē yang berarti jiwa dan Logia yang artinya ilmu. Jadi secara etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Secara harfiah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, psikologi tidak mempelajari jiwa itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa tersebut, yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga psikologi dapat di definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku dan proses mental. Beberapa ahli berbeda pendapat dalam memeberikan batasan psikologi, yaitu sebagai berikut:
1.      Fieldman
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental.
2.      Clifford T. Morgan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hewan.
3.      Gardner Murpgy
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
4.      Kamus psikologi (Chaplin)
Psychology as a science (psikologi sebagai ilmu pengetahuan) adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia dan binatang; studi mengenai organisme dalam segala variasi dan kompleksitasnya, untuk bereaksi terhadap perubahan yang terus-menerus dan aliran dari kejadian-kejadian fisik/ragawi dan peristiwa-peristiwa sosial yang menyusun lingkungannya.
5.      Wilhelm Wundt
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesadaran manusia.
6.      Woodworth dan Marquis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang terlihat maupun yang tidak terlihat meliputi aktivitas fisik, emosional, dan berpikir.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dibagi menjadi dua, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi teoritis yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental manusia yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoritis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas manusia, psikologi khusus terdiri atas:
a.       Psikologi perkembangan, mengkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
b.      Psikologi sosial, mengkaji aktivitas manusia dalam kaitannya dengan situasi sosial.
c.       Psikologi kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai satu kesatuan utuh.
d.      Psikologi abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang tergolong abnormal.
e.       Psikologi diferensial, menguraikan perbedaan-perbedaan antar individu.
f.       Psikologi industri, mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
g.      Psikologi pendidikan, mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), “perkembangan” adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata “berkembang” ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan dmeikian, kata “berkembang” tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak, seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Setelah diketahui tentang batasan perkembangan maka selanjutnya diuraikan tentang pengertian psikologi perkembangan, yaitu seperti berikut:
1.      Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi yang mempelajari kekhususan daripada tingkah laku individu.
2.      Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang memengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan (F.J. Monks, Kenoers, Siti Rahayu Haditono).
3.      Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan masa-masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai masa menjelang dewasa.
Psikologi perkembangan (developmental psychology) adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari bagian psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk ke dalam psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari tingkah laku individu. Satu cabang dari psikologi yang ditunjukkan untuk memahami semua perubahan yang terkait dari pertambahan usia yang dialami oleh manusia sepanjang rentan kehidupan, yang perubahan dalam kepribadian, moral, dan proses berpikir.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana bahwa psikologi perkembangan yaitu suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.

B.     Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Psikologi Perkembangan
1.      Tujuan Mempelajari Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap kegiatan harus bertujuan. Sama halnya dengan mempelajari psikologi perkembangan peserta didik yang memiliki tujuan diantaranya sebagai berikut:
a)      Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/perkembangannya.
b)      Untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
c)      Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
d)     Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
e)      Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi  dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak, terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar.
f)       Memberikan, mengukur, dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
g)      Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
h)      Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan, atau masa perkembangan tertentu.
i)        Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
j)        Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami seseorang seperti kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dll.
2.      Fungsi psikologi sebagai ilmu
a)      Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
b)      Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
c)      Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
3.      Kegunaan mempelajari psikologi perkembangan
Dengan mempelajari psikologi perkembangan, diharapkan mampu memahami diri Anda dan individu pada umumnya dengan lebih baik, sehingga Anda dapat membina dan mengembangkan kea rah kehidupan yang lebih positif sesuai dengan tuntutan professional guru, yaitu dapat memberikan bantuan pada perkembangan fisik maupun psikis anak seoptimal mungkin, memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi belajar sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual anak, menghadapi anak dengan benar dalam membentuk perilaku dengan benar serta dapat terhindar dari pemahaman yang salah tentang anak.
Menurut Hurlock (1980: 5-6) beberapa manfaat psikologi perkembagan adalah sebagai berikut:
a)      Membantu apa yang diharapkan oleh anak dan kapan yang diharapkan itu muncul.
b)      Dengan apa yang diharapkan dari anak, memungkinkan untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, usia-berat, usia-mental dan skala perkembangan sosial atau emosional.
c)      Memungkinkan para orangtua atau guru memberikan bimbingan belajar yang tepat.
d)     Mengetahui perkembangan yang normal pada anak.
Manfaat lain yang akan diperoleh guru atau calon guru adalah sebagai berikut:
a)      Seorang guru akan dapat memberikan harapan yang realitas terhadap anak dan remaja. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orangtua atau guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk mengembangkan kemampuannya.
b)      Dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak. Psikologi perkembangan dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan sumber pola berpikir, perasaan, dan tingkah laku anak.
c)      Akan membantu orangtua dan guru dalam mengahadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak-anak/siswanya.
d)     Memungkinkan para guru untuk sebelumya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
e)      Memberikan informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dpaat seperti ini, dan kemana masa depan akan membawa kita.
f)       Memungkinkan guru memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak.

C.    Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1.      Pertumbuhan fisik
a)      Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan sebuah awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusun jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf yang lengkap. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu berfungsi secara mandiri.
b)      Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik seorang anak dapat dibagi menjadi empat masa utama; yaitu dua masa ditandai dengan masa pertumbuhan cepat dan masa berikutnya dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat. Selama masa pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pacalahirnya, pertumbuhan seorang bayi akan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian akan menjadi stabil saat anak memasuki tahap remaja. Ketika anak berusia 8 sampai 12 tahun , mulai saat itu hingga ia berumur 15-16 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan biasanya masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Masa ini kemudian  akan disusul dengan masa tenang kembali sampai ia memasuki usia tahap dewasa.
2.      Perkembangan Intelektual
Perkembangan ini juga dikenal dengan nama perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini menurut piaget mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a.    Tahap Sensori Motor (0-2 setengah tahun)
Masa ketika bayi menggunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi menggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks. Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi lebih canggih, misalnya berjalan.
b.    Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini, kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain, khususnya orangtua dan guru yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau.
c.    Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini, peserta didik sudah mulai memahami aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Dalam tahap ini, anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:
1)      Identifikasi: mengenali sesuatu.
2)      Negasi: Mengingkari sesuatu.
3)      Reprokasi: Mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d.   Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada masa ini, peserta didik sudah memasuki masa remaja. Perkembangan kognitif peserta didik pada masa ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragaan kognitif, baik secara simultan (serentak) maupun berurutan.
3.      Emosi
Emosi dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia dalam hidupnya atau dalam pertumbuhannya dan perkembangan manusia. Kebutuhan manusia dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan tersebut ada yang primer atau tidak bisa ditunda dan ada kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang dapat ditunda. Jika individu kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan primer, maka ia akan merasa kecewa. Dan jika kebutuhannya terpenuhi, maka ia akan merasa senang dan puas. Hal inilah yang dimaksud dengan emosi manusia yang mengandung unsur senang dan tidak senang.
4.      Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial yang tentu tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain.
5.      Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat diartikan sebagai tanda gerakan, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dalam berbahasa, ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai dan pihak penerima. Dalam percakapan, pihak-pihak itu saling bergantian fungsinya.
6.      Bakat khusus
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang atau individu yang hanya dengan sedikit rangsangan atau latihan, kemampuan itu akan berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
7.      Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nocilich, 1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan dengan nilai-nilai, ditunjukkan dengan hal yang benar dan salah.
Seiring dengan perkembangan individu, berangsur-angsur anak akan mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.
Faktor-faktor yang memengaruhi individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 3 faktor yang memengaruhi individu yaitu faktor hereditas, lingkungan, dan faktor gabungan antara keduanya.
1.      Faktor Hereditas
Dipahami sebagai faktor yang dibawa oleh anak. Anak mewariskan sesuatu dari orang tuanya. Anak berkembang secara fisik dan psikis bukan karena pengaruh dari yang lain, akan tetapi ditentukan oleh pembawaannya sendiri. Lingkungan tidak memberikan pengaruh apa-apa pada sang anak.
Aliran hereditas merupakan faktor penentu dalam kehidupan seseorang dan dikenal dengan aliran nativisme. Tokoh aliran ini adalah Arthur Eschopenhaur, seorang filsof Jerman.
2.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu. Aliran yang terkenal yang menyatakan bahwa pengalaman atau lingkungan memberi pengaruh dan merupakan faktor penentu perkembangan individu dikenal dengan aliran empirisme. Tokoh aliran ini adalah Jhon Locke.
3.      Faktor Gabungan (Hereditas dan Lingkungan)
Faktor ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan dan pengalaman. Aliran ini dikenal dengan aliran konvergensi. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern dari Jerman.

D. Perkembangan dan Pertumbuhan
            Istilah perkembangan dan pertumbuhan sering digunakan orang secara ilmiah “interchangeably”, artinya kedua istilah itu dipakai secara silih berganti dengan maksud yang sama. Sebenarnya, masing-masing istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda, dan perbedaan ini masih jarang diperhatikan orang, begitu pula oleh sebagian orang besar para ahli atau penulis tentang psikologi pendidikan.
            Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah. Pertumbuhan menunjukan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, sedangkan perkembangan berkenaan dengan meningkatkan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.
1.      Pengertian Perkembangan
Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan terdapat perbedaan di dalam memahami apa yang dimaksud dalam perkembangan dan mengenai cara perkembangan berlangsung. Namun, terdapat beberapa prinsip umum yang didukung hampir semua para ahli, yaitu seperti berikut.
a.       Manusia berkembang dalam tingkat yang berbeda
Dalam kelas anda akan memiliki seluruh bentangan contoh mengenai tingkatan perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa akan lebu=ih besar, terkoodinasi lebih baik, atau lebih dewasa dibanding dengan yang lainnya.
b.      Perkembangan relatif runtut
Orang cenderung mengembangan kemampuan tertentu sebelum kemampuan yang lain.
c.       Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi, di dalam perkembangan manusia membutuhkan waktu, dan perkembangan itu berjalan relative sangat lambat dan tidak setiap hari berlangsung.
Istilah perkembangan (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya; pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Para ahli berbeda-beda dalam memberikan pengertian tentang perkembangan :
§   E. B. Hurlock; perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
§   Arifin; perkembangan merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi dan hanya dapat dilihat gelaja-gejalanya
§  F.J. Monks, dkk. (2001); perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tudak dapat diputar kemabali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar (F.J. Monks, dkk, 2001: 1)
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dari diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresifm dan berkesinambungan. Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan adalah :
·         Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan saling memengaruhi;
·         Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat baik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis)
·         Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi secara berurutan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1976; 2). (Seifert dan Hoffnung, 1994; 9) mendefinisikan perkembangan sebagai long-term changes in a person’s growth feeling, patterns of thinking, social relationships, and motor skills. Sementara itu, Dianie E. Papilia (2008: 3) mengartikan perkembanngan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif, dalam organisme dari lahir sampai mati; pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Jadi perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati dan tidak dapat diulang kembali. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan, yaitu merupakan perubahan individu ke arah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus-menerus.. secara umum, perkembangan adalah rangakian perubahan sepanjang rentang kehidupan yang bersifat progresif, teratur, berkesinambungan, dan akumulatif yang menyangkut segi kuantitatif dan kualitatif, sebagai hasil interaksi antara maturasi dan proses belajar.
Psikologi perkembangan (developmental psychology) adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari tingkah laku individu. Satu cabang psikologi yang ditunjukan untuk memahami semua perubahan yang terkait dengan pertambahan usia yang dialami oleh manusia sepanjang rentang kehidupannya, yaitu perubahan di dalam kepribadian, moral, dan proses belajar berpikir.
Pembagian masa-masa perkembangan seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, dalam bukunya Developmental Psycology to Day (1975) oleh Elizabeth B. Hurlock dalam buku Developmental Psycology (1980) [4]:
·         Masa sebelum lahir;
·         Masa baru lahir;
·         Masa bayi;
·         Masa kanak-kanak (awal dan akhir);
·         Masa puber;
·         Masa dewasa (awal dan menengah); dan
·         Masa usia lanjut.
2.      Pengertian pertumbuhan
Istilah perkembangan (development) dan pertumbuhan (growth) dalam arti biasa memang dikatakan hampir sama. Istilah “perkembangan” secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek psikologi.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melaikan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar
3.      Aspek – Aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a.       Anak Sebagai Keseluruhan.
b.      Umur Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhannya.
c.       Permasalahan Tingkah Laku Sering Berhubungan dengan Pola – Pola Pertumbuhan.
d.      Penyesuaian Pribadi dan Sosial Mencerminkan Dinamuka Pertumbuhan.

E.       Fungsi Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
            Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita akan memperoleh beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspetasi yang nyata tentang anak dan remaja. Kedua, pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
a.      Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusa merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusai belum lahir hingga ia dewasa.  Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampikan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan memengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
b.      Kecerdasan (Intelek)
Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, yaitu sebagai berikut :
1.      Tahap pertama : masa sensori motor (0,00-2,50 tahun), yaitu masa ketika bayi mempergunakan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungan.
2.      Tahan Kedua : masa pra-operasional (2,00-7,00 tahun). Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak mengguanakan symbol yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
3.      Tahap Ketiga : masa konkret-operasional (7,00-11,00 tahun). Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berperikir, yaitu:
·         Identifikasi : mengenali sesuatu;
·         Negasi : mengingkari sesuatu;
·         Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
4.      Tahap keempat : masa operasional (11,00 – dewasa). Pada tahap ini, seseorang bisa memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah ditentukan.
c.       Temperamen (Emosi)
Temperamen adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam merespons. Menurut Thomas dan Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen, yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
§  Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan diri dengan pengalaman baru.
§  Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negative serta saling menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
§  Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negative, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperanen sebesar 50% sampai 60% itu menunjukan lemahnya pengaruh tersebut. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubungan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua memengaruhi anak, tetapi anak pun memengaruhi orang tua. Orang tua dapat menjau dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya. Hal ini akan menjadikan anak yang sulit, menjadi lebih sulit lagi. Dengan singkat dapat dikayakan bahwa keturunan dapat memengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respon orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
d.      Sosial
Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan meneal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia di kuar keluarganya. Selanjutnya, manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya, memahami dunia anak dan kemudian dunia pergaulan yang lebuh luas. Akhirnya, manudia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermsyarakat atau berkehidupan social. Dalam perkembangannya, setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu membantu dan dibantu, memberi dan diberi
e.       Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
f.       Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimikiki oleh seseorang individu yang hanya dapat dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu fapat berkembangan dengan baik. Menurut Guilford (Sumandi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.
g.      Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai, dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik.
Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai dari perilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsung manusia mulai berbagi ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin luas, sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.

h.      Interaksi Keturunan dan Lingkungan dalam Perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengaan kecerdasan, temperamen tinggi dan badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan bergantung pada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interaksi. Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa.

F. Perbedaan Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan Individu” menurut Lindgren (1980), menyangkut variasi yang terjadi baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Garry (1963) dalam buku perkembangan Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut.
a.       Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
b.      Perbedaan social, termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
c.       Perbedaan kepribadian, termasuk watak, motif, minat dan sikap.
d.      Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
e.       Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi berikut ini.
a.       Perbedaan kognitif, yaitu kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.      Perbedaan kecakapan bahasa, yaitu bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
c.       Perbedaan kecakapan motorik, yaitu kecakapan motorik antara kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
d.      Perbedaan latar belakang, yaitu perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu
e.       Perbedaan bakat, yaitu bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
f.       Perbedaan kesiapan belajar, yaitu perbedaan latar belakang yang meliputi perbedaan sisi ekonomi sosio kultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar