A. Pengertian psikologi perkembangan
Psikologi,
menurut Mussen dan Rosenwieg adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang mind (pikiran) atau the study of mind, tetapi dalam perkembangannya kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku) sehingga
psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia.
Psikologi
berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu Psychaē
yang berarti jiwa dan Logia yang
artinya ilmu. Jadi secara etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang jiwa.
Secara
harfiah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, psikologi tidak
mempelajari jiwa itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa tersebut, yakni
berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga psikologi dapat di
definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku dan
proses mental. Beberapa ahli berbeda pendapat dalam memeberikan batasan
psikologi, yaitu sebagai berikut:
1.
Fieldman
Psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental.
2.
Clifford T. Morgan
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hewan.
3.
Gardner Murpgy
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap
lingkungannya.
4.
Kamus psikologi (Chaplin)
Psychology as a science
(psikologi sebagai ilmu pengetahuan) adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia
dan binatang; studi mengenai organisme dalam segala variasi dan
kompleksitasnya, untuk bereaksi terhadap perubahan yang terus-menerus dan
aliran dari kejadian-kejadian fisik/ragawi dan peristiwa-peristiwa sosial yang
menyusun lingkungannya.
5.
Wilhelm Wundt
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari kesadaran manusia.
6.
Woodworth dan Marquis
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang terlihat maupun yang
tidak terlihat meliputi aktivitas fisik, emosional, dan berpikir.
Secara umum, psikologi dapat
dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan psikologi terapan.
Psikologi teoritis dibagi menjadi dua, yaitu psikologi umum dan psikologi
khusus. Psikologi umum adalah psikologi teoritis yang mempelajari
aktivitas-aktivitas mental manusia yang bersifat umum dalam rangka mencari
dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah
psikologi teoritis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas manusia,
psikologi khusus terdiri atas:
a.
Psikologi perkembangan, mengkaji
perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia sepanjang rentang
kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
b.
Psikologi sosial, mengkaji aktivitas
manusia dalam kaitannya dengan situasi sosial.
c.
Psikologi kepribadian, mengkaji struktur
kepribadian manusia sebagai satu kesatuan utuh.
d.
Psikologi abnormal, mengkaji aktivitas
mental individu yang tergolong abnormal.
e.
Psikologi diferensial, menguraikan
perbedaan-perbedaan antar individu.
f.
Psikologi industri, mengkaji perilaku
individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
g.
Psikologi pendidikan, mengkaji perilaku
individu dalam situasi pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1991), “perkembangan” adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata
“berkembang” ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas,
dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran,
pengetahuan, dan sebagainya. Dengan dmeikian, kata “berkembang” tidak saja
meliputi aspek yang berarti abstrak, seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi
juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Setelah diketahui tentang batasan
perkembangan maka selanjutnya diuraikan tentang pengertian psikologi
perkembangan, yaitu seperti berikut:
1.
Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu
yang merupakan bagian dari psikologi yang mempelajari kekhususan daripada
tingkah laku individu.
2.
Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu
yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang memengaruhi proses
perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan
pada relasi antara kepribadian dan perkembangan (F.J. Monks, Kenoers, Siti
Rahayu Haditono).
3.
Psikologi perkembangan (psikologi anak)
adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan
masa-masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai masa menjelang dewasa.
Psikologi perkembangan (developmental psychology) adalah suatu
ilmu yang merupakan bagian dari bagian psikologi. Dalam ruang lingkup
psikologi, ilmu ini termasuk ke dalam psikologi khusus, yaitu psikologi yang
mempelajari kekhususan dari tingkah laku individu. Satu cabang dari psikologi
yang ditunjukkan untuk memahami semua perubahan yang terkait dari pertambahan
usia yang dialami oleh manusia sepanjang rentan kehidupan, yang perubahan dalam
kepribadian, moral, dan proses berpikir.
Dari beberapa definisi diatas,
dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana bahwa psikologi perkembangan yaitu
suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang baik
menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi
hingga dewasa.
B. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat
Psikologi Perkembangan
1.
Tujuan Mempelajari Psikologi
Perkembangan Peserta Didik
Seperti
yang kita ketahui bahwa setiap kegiatan harus bertujuan. Sama halnya dengan
mempelajari psikologi perkembangan peserta didik yang memiliki tujuan
diantaranya sebagai berikut:
a)
Untuk mengetahui tingkah laku individu
itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/perkembangannya.
b)
Untuk mengetahui tingkat kemampuan
individu pada setiap fase perkembangannya.
c)
Untuk mengetahui kapan individu bisa
diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
d)
Agar dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
e)
Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan
memberikan materi dan metode yang sesuai
dengan kebutuhan anak, terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar.
f)
Memberikan, mengukur, dan menerangkan
perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai
dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang
berlaku bagi anak-anak dimana saja dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
g)
Mempelajari karakteristik umum
perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
h)
Mempelajari perbedaan-perbedaan yang
bersifat pribadi pada tahapan, atau masa perkembangan tertentu.
i)
Mempelajari tingkah laku anak pada
lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
j)
Mempelajari penyimpangan tingkah laku
yang dialami seseorang seperti kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas
inteleknya, dll.
2.
Fungsi psikologi sebagai ilmu
a)
Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan
apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan
berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
b)
Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan
atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil
prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
c)
Pengendalian, yaitu mengendalikan
tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang
sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta
rehabilitasi atau perawatan.
3.
Kegunaan mempelajari psikologi
perkembangan
Dengan mempelajari psikologi
perkembangan, diharapkan mampu memahami diri Anda dan individu pada umumnya
dengan lebih baik, sehingga Anda dapat membina dan mengembangkan kea rah
kehidupan yang lebih positif sesuai dengan tuntutan professional guru, yaitu
dapat memberikan bantuan pada perkembangan fisik maupun psikis anak seoptimal
mungkin, memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi belajar sesuai
dengan tingkat kemampuan intelektual anak, menghadapi anak dengan benar dalam
membentuk perilaku dengan benar serta dapat terhindar dari pemahaman yang salah
tentang anak.
Menurut Hurlock (1980: 5-6)
beberapa manfaat psikologi perkembagan adalah sebagai berikut:
a)
Membantu apa yang diharapkan oleh anak
dan kapan yang diharapkan itu muncul.
b)
Dengan apa yang diharapkan dari anak,
memungkinkan untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat,
usia-berat, usia-mental dan skala perkembangan sosial atau emosional.
c)
Memungkinkan para orangtua atau guru
memberikan bimbingan belajar yang tepat.
d)
Mengetahui perkembangan yang normal pada
anak.
Manfaat lain yang akan diperoleh
guru atau calon guru adalah sebagai berikut:
a)
Seorang guru akan dapat memberikan
harapan yang realitas terhadap anak dan remaja. Ini adalah penting, karena jika
terlalu banyak yang diharapkan pada usia tertentu, anak mungkin akan
mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang
ditetapkan orangtua atau guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan
dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk mengembangkan
kemampuannya.
b)
Dapat membantu kita dalam memberikan
respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak. Psikologi perkembangan
dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan
sumber pola berpikir, perasaan, dan tingkah laku anak.
c)
Akan membantu orangtua dan guru dalam
mengahadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak-anak/siswanya.
d)
Memungkinkan para guru untuk sebelumya
mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian
dan perilakunya.
e)
Memberikan informasi tentang siapa kita,
bagaimana kita dpaat seperti ini, dan kemana masa depan akan membawa kita.
f)
Memungkinkan guru memberikan bantuan dan
pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan
anak.
C. Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Peserta Didik
1.
Pertumbuhan fisik
a)
Pertumbuhan sebelum lahir
Masa
sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan sebuah awal terbentuknya organ-organ
tubuh dan tersusun jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf yang lengkap.
Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing
komponen biologi telah mampu berfungsi secara mandiri.
b)
Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan
fisik seorang anak dapat dibagi menjadi empat masa utama; yaitu dua masa
ditandai dengan masa pertumbuhan cepat dan masa berikutnya dicirikan dengan
pertumbuhan yang lambat. Selama masa pralahir dan 6 bulan setelah lahir,
pertumbuhan tubuhnya sangat cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan
pacalahirnya, pertumbuhan seorang bayi akan memperlihatkan tempo yang sedikit
lambat dan kemudian akan menjadi stabil saat anak memasuki tahap remaja. Ketika
anak berusia 8 sampai 12 tahun , mulai saat itu hingga ia berumur 15-16 tahun,
pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan biasanya masa ini disebut ledakan
pertumbuhan pubertas. Masa ini kemudian akan
disusul dengan masa tenang kembali sampai ia memasuki usia tahap dewasa.
2.
Perkembangan Intelektual
Perkembangan
ini juga dikenal dengan nama perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini
menurut piaget mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a.
Tahap Sensori Motor (0-2 setengah tahun)
Masa
ketika bayi menggunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal
lingkungannya. Bayi menggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang
diterimanya dalam bentuk refleks. Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi
lebih canggih, misalnya berjalan.
b. Tahap
Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada
tahap ini, kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka
meniru perilaku orang lain. perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain,
khususnya orangtua dan guru yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons
terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau.
c. Tahap
Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)
Pada
tahap ini, peserta didik sudah mulai memahami aspek kumulatif materi, misalnya
volume dan jumlah. Dalam tahap ini, anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:
1) Identifikasi:
mengenali sesuatu.
2) Negasi:
Mengingkari sesuatu.
3) Reprokasi:
Mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d. Tahap
Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada
masa ini, peserta didik sudah memasuki masa remaja. Perkembangan kognitif
peserta didik pada masa ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua
ragaan kognitif, baik secara simultan (serentak) maupun berurutan.
3.
Emosi
Emosi
dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia
dalam hidupnya atau dalam pertumbuhannya dan perkembangan manusia. Kebutuhan
manusia dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan tersebut ada yang primer atau tidak bisa ditunda
dan ada kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang dapat ditunda. Jika individu
kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan primer, maka ia akan
merasa kecewa. Dan jika kebutuhannya terpenuhi, maka ia akan merasa senang dan
puas. Hal inilah yang dimaksud dengan emosi manusia yang mengandung unsur
senang dan tidak senang.
4.
Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial yang tentu tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia
lain.
5.
Bahasa
Bahasa
sebagai alat komunikasi juga dapat diartikan sebagai tanda gerakan, dan suara
untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dalam berbahasa, ada dua
pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai dan pihak penerima. Dalam
percakapan, pihak-pihak itu saling bergantian fungsinya.
6.
Bakat khusus
Bakat
merupakan kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang atau individu yang
hanya dengan sedikit rangsangan atau latihan, kemampuan itu akan berkembang
dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
7.
Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom
(Woolfolk dan Nocilich, 1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses
belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai
dikenalkan dengan nilai-nilai, ditunjukkan dengan hal yang benar dan salah.
Seiring
dengan perkembangan individu, berangsur-angsur anak akan mulai mengikuti
berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin luas
sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.
Faktor-faktor yang memengaruhi
individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 3 faktor yang
memengaruhi individu yaitu faktor hereditas, lingkungan, dan faktor gabungan
antara keduanya.
1.
Faktor Hereditas
Dipahami
sebagai faktor yang dibawa oleh anak. Anak mewariskan sesuatu dari orang
tuanya. Anak berkembang secara fisik dan psikis bukan karena pengaruh dari yang
lain, akan tetapi ditentukan oleh pembawaannya sendiri. Lingkungan tidak
memberikan pengaruh apa-apa pada sang anak.
Aliran
hereditas merupakan faktor penentu dalam kehidupan seseorang dan dikenal dengan
aliran nativisme. Tokoh aliran ini adalah Arthur Eschopenhaur, seorang filsof
Jerman.
2.
Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu. Aliran yang
terkenal yang menyatakan bahwa pengalaman atau lingkungan memberi pengaruh dan
merupakan faktor penentu perkembangan individu dikenal dengan aliran empirisme.
Tokoh aliran ini adalah Jhon Locke.
3.
Faktor Gabungan (Hereditas dan
Lingkungan)
Faktor
ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
faktor lingkungan dan pengalaman. Aliran ini dikenal dengan aliran konvergensi.
Tokoh dari aliran ini adalah William Stern dari Jerman.
D.
Perkembangan dan Pertumbuhan
Istilah perkembangan dan pertumbuhan
sering digunakan orang secara ilmiah “interchangeably”,
artinya kedua istilah itu dipakai secara silih berganti dengan maksud yang
sama. Sebenarnya, masing-masing istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda,
dan perbedaan ini masih jarang diperhatikan orang, begitu pula oleh sebagian
orang besar para ahli atau penulis tentang psikologi pendidikan.
Ada beberapa perbedaan antara
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan aspek-aspek
jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan dengan aspek-aspek psikis atau
rohaniah. Pertumbuhan menunjukan perubahan atau penambahan secara kuantitas,
yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, sedangkan perkembangan
berkenaan dengan meningkatkan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan
fungsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan
penyempurnaan struktur, sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.
1.
Pengertian
Perkembangan
Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan
terdapat perbedaan di dalam memahami apa yang dimaksud dalam perkembangan dan
mengenai cara perkembangan berlangsung. Namun, terdapat beberapa prinsip umum
yang didukung hampir semua para ahli, yaitu seperti berikut.
a.
Manusia berkembang dalam tingkat yang
berbeda
Dalam
kelas anda akan memiliki seluruh bentangan contoh mengenai tingkatan
perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa akan lebu=ih besar, terkoodinasi
lebih baik, atau lebih dewasa dibanding dengan yang lainnya.
b.
Perkembangan relatif runtut
Orang
cenderung mengembangan kemampuan tertentu sebelum kemampuan yang lain.
c.
Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat
jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi, di dalam perkembangan manusia
membutuhkan waktu, dan perkembangan itu berjalan relative sangat lambat dan
tidak setiap hari berlangsung.
Istilah
perkembangan (development) dalam
psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya
terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep
perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang
terkandung di dalamnya, di antaranya; pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Para
ahli berbeda-beda dalam memberikan pengertian tentang perkembangan :
§ E.
B. Hurlock; perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
§ Arifin;
perkembangan merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan
integrasi dan hanya dapat dilihat gelaja-gejalanya
§ F.J.
Monks, dkk. (2001); perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tudak dapat diputar kemabali.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar (F.J. Monks, dkk, 2001: 1)
Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dari diri individu atau
organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresifm dan
berkesinambungan. Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan
adalah :
·
Sistematis,
artinya
perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan saling memengaruhi;
·
Progresif,
artinya
perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat baik secara
kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis)
·
Berkesinambungan,
artinya
perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi secara berurutan
Istilah
perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1976; 2). (Seifert dan
Hoffnung, 1994; 9) mendefinisikan perkembangan sebagai long-term changes in a person’s growth feeling, patterns of thinking,
social relationships, and motor skills. Sementara itu, Dianie E. Papilia
(2008: 3) mengartikan perkembanngan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan
progresif, dalam organisme dari lahir sampai mati; pertumbuhan, perubahan dalam
bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian
fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku
yang tidak dipelajari.
Jadi
perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati dan tidak dapat diulang kembali. Dari
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan,
yaitu merupakan perubahan individu ke arah yang lebih sempurna yang terjadi
dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara
terus-menerus.. secara umum, perkembangan adalah rangakian perubahan sepanjang
rentang kehidupan yang bersifat progresif, teratur, berkesinambungan, dan
akumulatif yang menyangkut segi kuantitatif dan kualitatif, sebagai hasil
interaksi antara maturasi dan proses belajar.
Psikologi
perkembangan (developmental psychology) adalah
suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi,
ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan
dari tingkah laku individu. Satu cabang psikologi yang ditunjukan untuk
memahami semua perubahan yang terkait dengan pertambahan usia yang dialami oleh
manusia sepanjang rentang kehidupannya, yaitu perubahan di dalam kepribadian,
moral, dan proses belajar berpikir.
Pembagian
masa-masa perkembangan seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, dalam
bukunya Developmental Psycology to Day (1975)
oleh Elizabeth B. Hurlock dalam buku Developmental
Psycology (1980) [4]:
·
Masa sebelum lahir;
·
Masa baru lahir;
·
Masa bayi;
·
Masa kanak-kanak (awal dan akhir);
·
Masa puber;
·
Masa dewasa (awal dan menengah); dan
·
Masa usia lanjut.
2. Pengertian pertumbuhan
Istilah
perkembangan (development) dan
pertumbuhan (growth) dalam arti biasa
memang dikatakan hampir sama. Istilah “perkembangan” secara khusus diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
menyangkut aspek-aspek psikologi.
Dapat
ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa perkembangan
tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melaikan
di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara
terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,
dan belajar
3. Aspek – Aspek yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
a.
Anak Sebagai Keseluruhan.
b.
Umur Mental Anak Mempengaruhi
Pertumbuhannya.
c.
Permasalahan Tingkah Laku Sering
Berhubungan dengan Pola – Pola Pertumbuhan.
d.
Penyesuaian Pribadi dan Sosial
Mencerminkan Dinamuka Pertumbuhan.
E. Fungsi Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta Didik
Dengan mempelajari perkembangan
peserta didik, kita akan memperoleh beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspetasi yang nyata tentang anak dan
remaja. Kedua, pengetahuan tentang
psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya
pada perilaku tertentu dari seorang anak. Ketiga,
pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai
penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat,
dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
Aspek-Aspek
Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
a.
Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan manusa merupakan
perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi
sejak manusai belum lahir hingga ia dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan
memengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik
seorang anak akan menentukan keterampikan anak dalam bergerak. Secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan memengaruhi bagaimana
anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
b.
Kecerdasan
(Intelek)
Adapun tahap-tahap perkembangan
kognitif menurut Piaget, yaitu sebagai berikut :
1.
Tahap pertama : masa sensori motor
(0,00-2,50 tahun), yaitu masa ketika bayi mempergunakan system penginderaan dan
aktivitas motorik untuk mengenal lingkungan.
2.
Tahan Kedua : masa pra-operasional
(2,00-7,00 tahun). Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak mengguanakan symbol
yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
3.
Tahap Ketiga : masa konkret-operasional
(7,00-11,00 tahun). Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berperikir, yaitu:
·
Identifikasi : mengenali sesuatu;
·
Negasi : mengingkari sesuatu;
·
Reprokasi : mencari hubungan timbal
balik antara beberapa hal.
4.
Tahap keempat : masa operasional (11,00
– dewasa). Pada tahap ini, seseorang bisa memperkirakan apa yang mungkin
terjadi ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah
ditentukan.
c.
Temperamen
(Emosi)
Temperamen adalah gaya/perilaku
karakteristik individu dalam merespons. Menurut Thomas dan Chess (1991) ada
tiga tipe dasar temperamen, yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
§ Anak
yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan diri
dengan pengalaman baru.
§ Anak
yang sulit cenderung untuk beraksi secara negative serta saling menangis dan
lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
§ Anak
yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah,
kadang-kadang negative, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau
pengalaman baru.
Para peneliti menemukan bahwa
indeks pengaruh lingkungan terhadap temperanen sebesar 50% sampai 60% itu
menunjukan lemahnya pengaruh tersebut. Menetap atau konsisten tidaknya
temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubungan antara anak dengan orang tuanya.
Orang tua memengaruhi anak, tetapi anak pun memengaruhi orang tua. Orang tua
dapat menjau dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan
menghukumnya. Hal ini akan menjadikan anak yang sulit, menjadi lebih sulit
lagi. Dengan singkat dapat dikayakan bahwa keturunan dapat memengaruhi
temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respon orang tua terhadap
anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam
lingkungan.
d.
Sosial
Perkenalan dengan orang lain
dimulai dengan meneal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya
dan akhirnya mengenal manusia di kuar keluarganya. Selanjutnya, manusia yang
dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya setiap anak
akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok sebaya
sebagai dunianya, memahami dunia anak dan kemudian dunia pergaulan yang lebuh
luas. Akhirnya, manudia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermsyarakat atau
berkehidupan social. Dalam perkembangannya, setiap manusia pada akhirnya
mengetahui bahwa manusia itu membantu dan dibantu, memberi dan diberi
e.
Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk
komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya,
dengan orang-orang sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat
diartikan tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang
lain.
f.
Bakat
Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu
atau khusus yang dimikiki oleh seseorang individu yang hanya dapat dengan
rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu fapat berkembangan dengan baik.
Menurut Guilford (Sumandi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi
perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.
g.
Sikap,
Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984:
390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga
sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai, dan sikap
(afektif) dan penguasaan psikomotorik.
Menurut Piaget, pada awal
pengenalan nilai dari perilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”.
Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsung manusia
mulai berbagi ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin
luas, sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
h.
Interaksi
Keturunan dan Lingkungan dalam Perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan
bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengaan kecerdasan,
temperamen tinggi dan badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan
bergantung pada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara
keduanya terdapat interaksi. Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada
awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa.
F. Perbedaan Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan
Individu” menurut Lindgren (1980), menyangkut variasi yang terjadi baik variasi
pada aspek fisik maupun psikologis. Garry (1963) dalam buku perkembangan Peserta Didik karya Sunarto
dan B. Agung Hartono mengkategorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang berikut.
a.
Perbedaan fisik, tingkat dan berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
b.
Perbedaan social, termasuk status
ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
c.
Perbedaan kepribadian, termasuk watak,
motif, minat dan sikap.
d.
Perbedaan inteligensi dan kemampuan
dasar.
e.
Perbedaan kecakapan atau kepandaian di
sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi berikut ini.
a.
Perbedaan kognitif, yaitu kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
b.
Perbedaan kecakapan bahasa, yaitu bahasa
merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
c.
Perbedaan kecakapan motorik, yaitu
kecakapan motorik antara kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk
melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat
untuk melakukan kegiatan.
d.
Perbedaan latar belakang, yaitu
perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar
atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu
e.
Perbedaan bakat, yaitu bakat merupakan
kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
f.
Perbedaan kesiapan belajar, yaitu
perbedaan latar belakang yang meliputi perbedaan sisi ekonomi sosio kultural,
amat penting artinya bagi perkembangan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar