Jumat, 18 November 2016

Filsafat pendidikan Idealisme

Filsafat pendidikan Idealisme

1.      Realitas
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.Parmenides, filosof dari Elea (Yunani Purba) berkata, “Apa yang tidak dapat dipikirkan adalah tidak nyata”. Plato, seorang filosof idealisme klasik (Yunani Purba) menyatakan bahwa realitas terakhir adalah dunia cita. Dunia cita merupakan dunia mutlak, tidak berubah, dan asli serta abadi. Realitas akhir tersebut sebenarnya telah ada sejak semula pada jiwa manusia.
Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya, yakni apa yang disebut “mind”. Mind merupakan suatu wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan penggerak semua tingkah laku manusia. Jiwa (mind) merupakan faktor utama yang menggerakkan semua aktivitas manusia, badan atau jasmani tanpa jiwa tidak memiliki apa-apa.
Plato mengatakan bahwa jiwa manusia sebagai roh yang berasal dari ideeksternal dan sempurna. Bagi Immanuel Kant, manusia adalah bebas dan ditentukan. Manusia bebas, sepanjang ia sebagai spirit (jiwa), sedangkan ia terikat berarti manusia juga merupakan makjluk fisik yang tunduk terhadap hukum alam.
Pandangan tentang anak, kaum idealis yakin bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual yang memiliki pembawaan spiritual sesuai dengan potensinya. Apabila anak mempelajari dunia alamiah, maka ia akan melibatkan atau menganggapnya sebagai mesin yang hebat dan besar, yang berfungsi tanpa isi dan tujuan.
2.      Pengetahuan
Tentang teori pengetahuan, idealisme mengemukakan pandangannya bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia hanyalah merupakan tiruan belaka, sifatnya maya, yang menyimpang dari kenyataan yang sebenarnya.Pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena akal dapat membedakan bentuk spiritual murni dari benda-benda di luar penjelmaan material.
3.      Nilai
Menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut.Apa yang dikatakan baik, benar, salah, cantik atau tidak cantik, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada haikatnya nilai itu tetap.Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian dari alam semesta.
4.      Pendidikan
Dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberi sumbangan yang besar terhadap perkembangan teori pendidikan, khususnya filsafat pendidikan. Tokoh idealisme merupakan orang-orang yang memiliki nama besar. Sampai sekarang orang akan mengakui kebesaran hasi pemikirannya, baik memberikan perstujuan maupun memberikan kritik bahkan pemikiran.
Seorang guru yang menganut paham idealism harus membimbing atau mendiskusikan bukan sebagai prinsip-prinsip eksternal kepada siswa, melainkan sebagai kemungkinan (batin) yang perlu dikembangkan. Guru idealis juga harus mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Socrates, Plato, dan Kant yakin bahwa pengetahuan yang terbaik adalah pengetahuan yang dikeluarkan dalam diri siswa, bukan dimasukkan atau dijejalkan ke dalam diri siswa.
Power (dalam uyoh,2011:102) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai berikut:
a.       Tujuan pendidikan
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter, dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan social
b.      Kedudukan siswa
Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya atau bakatnya.
c.       Peranan guru
Bekerjasama dengan alam dlam proses pengembanagn manusia, terutama bertangguing jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
d.      Kurikulum
Pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan
e.       Metode
Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.


referensi :

Achmadi, asmoro. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Bernadien, win usuluddin. 2011. Membuka Gerbang Filsafat. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Ihsan, fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rineka Cipta

Sadulloh, uyoh. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Solihin.2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern.Bandung : Pustaka Setia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar