Filsafat
pendidikan Idealisme
1.
Realitas
Filsafat idealisme
memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan
fisik.Parmenides, filosof dari Elea (Yunani Purba) berkata, “Apa yang tidak
dapat dipikirkan adalah tidak nyata”. Plato, seorang filosof idealisme
klasik (Yunani Purba) menyatakan bahwa realitas terakhir adalah dunia cita.
Dunia cita merupakan dunia mutlak, tidak berubah, dan asli serta abadi.
Realitas akhir tersebut sebenarnya telah ada sejak semula pada jiwa manusia.
Hakikat manusia adalah
jiwanya, rohaninya, yakni apa yang disebut “mind”. Mind merupakan
suatu wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan
penggerak semua tingkah laku manusia. Jiwa (mind) merupakan faktor utama
yang menggerakkan semua aktivitas manusia, badan atau jasmani tanpa jiwa tidak
memiliki apa-apa.
Plato mengatakan bahwa
jiwa manusia sebagai roh yang berasal dari ideeksternal
dan sempurna. Bagi Immanuel Kant, manusia adalah bebas dan ditentukan. Manusia
bebas, sepanjang ia sebagai spirit (jiwa), sedangkan ia
terikat berarti manusia juga merupakan makjluk fisik yang tunduk terhadap hukum
alam.
Pandangan tentang
anak, kaum idealis yakin bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual yang
memiliki pembawaan spiritual sesuai dengan potensinya. Apabila anak mempelajari
dunia alamiah, maka ia akan melibatkan atau menganggapnya sebagai mesin yang
hebat dan besar, yang berfungsi tanpa isi dan tujuan.
2.
Pengetahuan
Tentang teori pengetahuan,
idealisme mengemukakan pandangannya bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui
indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia hanyalah merupakan tiruan
belaka, sifatnya maya, yang menyimpang dari kenyataan yang
sebenarnya.Pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena
akal dapat membedakan bentuk spiritual murni dari benda-benda di luar
penjelmaan material.
3.
Nilai
Menurut pandangan
idealisme, nilai itu absolut.Apa yang dikatakan baik, benar, salah, cantik atau
tidak cantik, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada
haikatnya nilai itu tetap.Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan merupakan
bagian dari alam semesta.
4.
Pendidikan
Dalam hubungannya
dengan pendidikan, idealisme memberi sumbangan yang besar terhadap perkembangan
teori pendidikan, khususnya filsafat pendidikan. Tokoh idealisme merupakan
orang-orang yang memiliki nama besar. Sampai sekarang orang akan mengakui
kebesaran hasi pemikirannya, baik memberikan perstujuan maupun memberikan kritik
bahkan pemikiran.
Seorang guru yang
menganut paham idealism harus membimbing atau mendiskusikan bukan sebagai
prinsip-prinsip eksternal kepada siswa, melainkan sebagai kemungkinan (batin)
yang perlu dikembangkan. Guru idealis juga harus mewujudkan sedapat mungkin
watak yang terbaik. Socrates, Plato, dan Kant yakin bahwa pengetahuan yang
terbaik adalah pengetahuan yang dikeluarkan dalam diri siswa, bukan dimasukkan
atau dijejalkan ke dalam diri siswa.
Power (dalam
uyoh,2011:102) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai
berikut:
a.
Tujuan pendidikan
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter, dan
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan social
b.
Kedudukan siswa
Bebas untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya atau bakatnya.
c.
Peranan guru
Bekerjasama dengan alam dlam proses pengembanagn manusia, terutama
bertangguing jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
d.
Kurikulum
Pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan
praktis untuk memperoleh pekerjaan
e.
Metode
Diutamakan metode
dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
referensi :
Achmadi, asmoro. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Bernadien, win usuluddin. 2011. Membuka Gerbang Filsafat.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Ihsan, fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rineka
Cipta
Sadulloh, uyoh. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung :
Alfabeta
Solihin.2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik
Hingga Modern.Bandung : Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar