Immanuel
Kant(1724-1804) adalah seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 yang memiliki
pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah
dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi.
Lebih dan itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral
baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya. Dilihat dari
riwayat hidupnya, Immanuel Kant adalah seseorang
yang sederhana. Selama hidupnya Kant menetap di Prusia dan
mengalami masa peperangan tujuh tahun sewaktu Rusia
menaklukkan Prusia Timur. Ia juga hidupdalam masa revolusi
Perancis dan masa kejayaan Napoleon.
Kant lahir pada 22 April 1724 di
Konigsberg, Prussia Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya
diganti menjadi Kaliningrad). Berasal dan keluarga miskin, Kant memulai
pendidikan formalnya di usia delapan tahun pada Collegium Fridericianum. Ia
seorang anak yang cerdas. Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil
menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selama studi di sana ia
mempelajari hampir semua matakuliah yang ada. Untuk mencari nafkah hidup, ia
sambil bekerja menjadi guru pribadi (privatdozen) pada beberapa keluarga kaya.
Pada 1775 Kant rnemperoleh gelar
doktor dengan disertasi benjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran
Mengenai Api” (Meditationum quarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu
ia mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya
metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat,
teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki sebagai “der schone magister”
(sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya yang hidup bak seorang orator.
Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi
profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas
dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundi sensibilis atgue intelligibilis forma
et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang
kedelapanpuluh tahun. Karyanya tentang Etika mencakup sebagai berikut:
Grundlegung zur Metaphysik der Sitten (Pendasaran Metafisika Kesusilaan, 1775),
Kritik der praktischen Vernunft (Kritik Akal Budi Praktis, 1 778), dan Die
Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797).
Kehidupannya
sebagai filsuf di bagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis.
Pada zaman pra-kritis ia menganut pendirian rasionalis yangdilancarkan
oleh Wolft. Tetapi karena terpengaruh oleh Hume berangsur-angsur
Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa
Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman
kritisnya, kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Ia menanamkan
filsafatnya sekaligus mempertanggungkannya dengan dogmatisme.
Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant
Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur dari Jerman
memiliki tiga pokok pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu, dikarenakan
pemikirannya begitu original dan terlihat berbeda dari pemikiran para filsuf
sebelumnya terutama berangkat dari filsuf Inggris bernama David Hume.
Berikut ini pokok pemikirnnya:
- Panca
indera, akal budi dan rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme
yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan
rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh
pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan
logis, namun Kant memberi definisi berbeda. Pada Kant istilah
rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai langsung kepada
pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal budidan
pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa
ada tiga unsur yaitu akal budi (Verstand), rasio (Vernunft) dan
pengalaman inderawi.
- Dalam
filsafatnya Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan
empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan
itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur
yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan
jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya
pengetahuan akan bahaya, sedankan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami
dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah
satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme
saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa
berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan
(sintesis) antara keduanya.
- Dari
sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang
filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang
(subjek) yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan
sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan
kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus
mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang
revolusioner karena dalam ranah Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia
tidak memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat
terlebih dahulu yaitu si pengamat objek (subjek). Dengan ini tambah lagi
salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap
mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh,
logis, dan berpengaruh.
Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant
Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh
Immanuel kant. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan
terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Perkembangan ilmu
Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani pandangan Rasionalisme dan Empirisisme,
teori dalam aliran filsafat Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuan yang
berusaha untuk mempersatukan kedua macam unsur dari filsafat Rasionalisme dan
disini kekuatan kritis filsafat sangatlah penting, karena ia bisa menghindari
kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah dogma. Filsafat ini memulai
pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber
pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak
filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi
utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori
pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya
pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pemikiran Immanuel Kant.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
yang dapat kita ketahui?
2.
Apakah
yang boleh kita lakukan?
3.
Sampai
di manakah pengharapan kita?
4.
Apakah
manusia itu?
Referensi :
Magnis-Suseno, Franz.
1997. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kant, Immanuel. 2005.
Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critique of
Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Bagus, Loren, Kamus
Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002.
Budi Hardiman, F,
Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, PT Gramedia
Pustaka utama, 2007.
Magnis-Suseno, Franz,
13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani sampai abad 19, Penerbit Kanisius
Yogyakarta, 1997.
Standford Encyclopedia
of Philosophy on-line, Kant’s Moral Philosophy, http://plato.stanford.edu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar