Sabtu, 29 Oktober 2016

Siapakah manusia itu? (What Is Man?)

Siapakah manusia itu? (What Is Man?)Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-Tiin: 4 “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Manusia secara individu tidak pernah menciptakan dirinya , kan tetapi bukan berarti bahwea ia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam,1999) Dapat disimpulkan bahwa manusia itu adalah makhluk yang konsisten, memiliki prinsi dan fleksibel.




Referensi :

Apa yang Segogyanya Saya Lakukan ? (What Should I Do?)

Manusia dapat melakukan segala sesuatu mulai berjalan, berlari, menari dll. Akan tetapi segala sesuatu yang manusia lakukan akan berdampak positif dan negative. Contoh apabila berdampak positif misalnya bila mengerjakan segala sesuatu yang dapat memberikan pengaruh baik kepada orang lain. Dan apabila berdampak negative misalnya bila manusia mengerjakan segala sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Segala perbuatan manusia itu harus didasari dengan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan sendiri merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari berbagai sumber. Berikut adalah sumber pengetahuan:
1.     Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi
2.     Kebiasaan-kebiasaan dan agama
3.     Pancaindra/pengalaman
4.     Akal pikiran
5.     Intuisi individual
Dalam menjalani hidup ini, kita harus memiliki pengetahuan agar kehidupan kita dapat berjalan dengan baik. Kenapa? Agar segala perbuatan manusia itu bisa berdampak positif. Oleh karena itu, penting sekali bagi manusia untuk memiliki pengetahuan. Jadi, untuk menjawab pertanyaan Immanuel Kant “Apa yang harus saya lakukan?” jawabannya yaitu manusia harus mencari dan memiliki pengetahuan untuk keberlangsungan hidupnya agar dapat berjalan dengan baik

Referensi :

Apa yang Dapat Saya Harapkan? (What May I Hope?)


Pada halama ini saya akan membahas mengenai persoalan filsafat menururt Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ). Ia berpendapat bahwa Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
Pertama yang kita akan analisis adalah mengenai “Apakah yang saya harapkan?”. Pastinya semua makhluk hidup terutama manusia memiliki banyak sekali harapan atau Tujuan. Apa sih tujuan hidup anda sebagai manusia? Apakah menjadi manusia yang dapat berguna bagi semua orang? Menjadi manusia yang taat kepada-Nya? Lalu bagaimanakah menjadi manusia yang berguna itu? Berguna yang seperti apa yang anda maksud?
Pasti dengan pertanyaan seperti itu akan membuat kita bertanya-tanya lagi, mencari tahu kebenaran. Ya itulah tujuan dalam berfilsafat, yaitu mencari tahu segala hal, baik dalam hal yang sangat besar dan penting maupun dalam hal sekecil yang memang tanpa kita sadari hal itu sangat berpengaruh dan penting.
Lalu apakah sebenarnya tujuan hidup manusia itu? Dari analisis yang telah saya lakukan bersama dosen ketika mata kuliah Filsafat Pendidikan, dosen saya berkata bahwa tujuan hidup manusia itu hanya “Menjadi Manusia yang Benar”. Menurut saya sendiri jawaban itu memang tepat karena bila manusia sudah menjadi benar pasti tujuan hidupnya pun akan terarah.

Kamis, 20 Oktober 2016

Mengenal Immanuel Kant


Immanuel Kant(1724-1804) adalah seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dan itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya. Dilihat dari riwayat hidupnya, Immanuel Kant adalah seseorang yang sederhana. Selama hidupnya Kant menetap di Prusia dan mengalami masa peperangan tujuh tahun sewaktu Rusia menaklukkan Prusia Timur. Ia juga hidupdalam masa revolusi Perancis dan masa kejayaan Napoleon.
Kant lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg, Prussia Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi Kaliningrad). Berasal dan keluarga miskin, Kant memulai pendidikan formalnya di usia delapan tahun pada Collegium Fridericianum. Ia seorang anak yang cerdas. Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selama studi di sana ia mempelajari hampir semua matakuliah yang ada. Untuk mencari nafkah hidup, ia sambil bekerja menjadi guru pribadi (privatdozen) pada beberapa keluarga kaya.
Pada 1775 Kant rnemperoleh gelar doktor dengan disertasi benjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api” (Meditationum quarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki sebagai “der schone magister” (sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya yang hidup bak seorang orator.
Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundi sensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang kedelapanpuluh tahun. Karyanya tentang Etika mencakup sebagai berikut: Grundlegung zur Metaphysik der Sitten (Pendasaran Metafisika Kesusilaan, 1775), Kritik der praktischen Vernunft (Kritik Akal Budi Praktis, 1 778), dan Die Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797).
Kehidupannya sebagai filsuf di bagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis ia menganut pendirian rasionalis yangdilancarkan oleh  Wolft. Tetapi karena terpengaruh oleh Hume berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman kritisnya, kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Ia menanamkan filsafatnya sekaligus mempertanggungkannya dengan dogmatisme.
Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant
Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur dari Jerman memiliki tiga pokok pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu, dikarenakan pemikirannya begitu original dan terlihat berbeda dari pemikiran para filsuf sebelumnya terutama berangkat dari filsuf Inggris bernama David Hume. Berikut ini pokok pemikirnnya:
  1. Panca indera, akal budi dan rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda. Pada Kant istilah rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai langsung kepada pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal budidan pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa ada tiga unsur yaitu akal budi (Verstand), rasio (Vernunft) dan pengalaman inderawi.
  2. Dalam filsafatnya Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedankan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara keduanya.
  3. Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang (subjek) yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat objek (subjek). Dengan ini tambah lagi salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh.
Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis filsafat sangatlah penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah dogma. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pemikiran Immanuel Kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dapat kita ketahui?
2.      Apakah yang boleh kita lakukan?
3.      Sampai di manakah pengharapan kita?
4.      Apakah manusia itu?


Referensi :

Magnis-Suseno, Franz. 1997. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kant, Immanuel. 2005. Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critique of Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Bagus, Loren, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002.
Budi Hardiman, F, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, PT Gramedia Pustaka utama, 2007.
Magnis-Suseno, Franz, 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani sampai abad 19, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 1997.
Standford Encyclopedia of Philosophy on-line, Kant’s Moral Philosophy, http://plato.stanford.edu

Pengertian Filsafat Secara Terminologi


Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
·         Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
·         Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
·         Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni“ ( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
·         Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
·         Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
·         Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1.      Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya metafisika )
2.      Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika )
3.      Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama )
4.      Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya Antropologi )
·         Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
·         Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
·         Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
·         Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
·         Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
·         Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
·         Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
·         Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
·         Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.


Referensi :
Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed.*
Wakil Rektor I UHAMKA Jakarta / Mahasiswa Program Doktoral (S3) Administrasi Pendidikan –UPI Bandung .
Mustakim, S.Pd.,MM**
Guru SMP Negeri 2 Parungpanjang Kabupaten Bogor. / Mahasiswa Program Doktoral (S3) Administrasi Pendidikan –UPI Bandung .
Referensi :
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismaun.2007. Filsafat Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
Ismaun.2007. Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : UPI
Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta : Universitas Terbuka
Moersaleh. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta : Univesitas Terbuka
===============


Rabu, 19 Oktober 2016

Pengertian FIlsafat Secara Etimologi

Pada dunia pendidikan terdapat yang dinamakan dengan ilmu filsafat pendidikan. Ilmu ini sangat penting bagi dunia pendidikan bahkan tidak hanya dalam dunia pendidikan, dalam segala aspek ilmu filsafat sangat penting. Pasti kebanyakan orang dan saya sendiri berpendapat bahwa filsafat itu ilmu yang sangat rumit, ilmu yang bisa membuat orang melenceng dan sebagainya. Tapi jangan salah, kita hidup dan melakukan aktivitas juga sudah termasuk berfilsafat. Banyak sekali pengertian filsafat mulai dari istilah, etimologi, terminology. Dan pada halaman ini saya akan memaparkan mengenai pengertian filsafat secara etimologi.
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.
Secara Etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Dari beberapa pendapat diatas, dosen mata kuliah saya juga ikut mengemukakan arti dari filsafat. Menurutnya filsafat itu bisa dikatakan dengan “ilmu kepo”. Kenapa dikatakan ilmu kepo? Kepo yang seperti apa? Kepo disini merupakan singkatan dari “Knowing Everything Particular Object” Kepo menurutnya adalah kepo yang elegant bukan kepo yang kita katakana ketika teman bertanya. Kenapa dikatakan kepo? Karena memang pada dasarnya filsafat itu ilmu yang mencari tahu tentang apapun, entah itu hal yang nyata maupun tidak. Banyak sekali pengertian filsafat dari berbagai tokoh ahli, istilah dan secara etimologi maupun terminologi.
Mungkin itu saja tulisan yang bisa saya paparkan maafkan atas segala kekurangan, karena kekurangan berasal dari saya sendiri.

Referensi :
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismaun.2007. Filsafat Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
Ismaun.2007. Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : UPI
Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta : Universitas Terbuka
Moersaleh. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta : Univesitas Terbuka

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

  1. Sertifikat Seminar Nasional dan Bedah Buku ( Struktur Fundamental Pedagogik Kritis Paulo Freire )
  2. Pengertian Filsafat Secara Etimologi
  3. Pengertian Filsafat Secara Terminologi
  4. Mengenal Imanuel Kant
  5. Apa yang Dapat Saya Harapkan? (What May I Hope?)
  6. Apa yang Seyogyanya Saya Lakukan? (What Should I Do?)
  7. Siapakah Manusia Itu? (What Is Man?)
  8. Apa Itu Aksiologi?
  9. Apa Itu Ontologi?
  10. 3 Teori Pokok Filsafat
  11. Pengertian Pendidikan
  12. Pengertian Filsafat Pendidikan
  13. Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
  14. Tokoh - Tokoh Filsafat Pendidikan
  15. Aliran Progresivisme
  16. Tokoh - Tokoh Aliran Progresivisme
  17. Aliran Esensialisme
  18. Tokoh - Tokoh Aliran Esensialisme
  19. Filsafat Pendidikan Idealisme
  20. Objek Filsafat Ilmu
  21. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
  22. Peranan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
  23. Cabang - Cabang Filsafat Ilmu dan Umum Menurut Para Ahli
  24. Apa itu Metafisika?
  25. Apa itu Epistomologi?
  26. Apa Itu Logika? dan Bagaimana Sejarah Filsafat?
  27. Apa Itu Etika?
  28. Pembagian Filsafat dalam Empat Bidang Induk
  29. Apa Itu Idealisme?
  30. Jenis - Jenis Idealisme
  31. Tokoh - Tokoh Idealisme
  32. Pokok - Pokok Pikiran (Filsafat) Hegel
  33. Apakah Itu Materialisme?
  34. Tokoh - Tokoh Pemikir Materialisme
  35. Macam - Macam Materialisme
  36. Apakah Itu Eksistensialisme?
  37. Latar Belakang Lahirnya Eksistensialisme
  38. Tokoh - Tokoh Eksistensialisme dan Ajarannya
  39. Apakah Itu Monisme?
  40. Apakah Itu Dualisme?
  41. Apakah Itu Pluralisme?
  42. Psikologi Perkembangan
  43. Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
  44. Metodologi Dan Pendekatan Pemahaman Dalam Psikologi Perkembangan Dan Kebutuhan Peserta Didik
  45. Karakteristik Perkembangan Dan Teori Perkembangan Peserta Didik
  46. Pengembangan Konsep Diri Peserta Didik
  47. Pengertian Kompetensi
  48. Kompetensi Pedagogik
  49. Kompetensi Profesional Guru
  50. Pengertian Pembelajaran
  51. Kompetensi Sosial
  52. Teori Corespondence
  53. Teori Consistency
  54. Teori Pragmatisme
  55. Kebenaran Religius
  56. Biografi John Locke
  57. Pemikiran John Locke 
  58. Pemikiran Pengetahuan John Locke
  59. Pemikiran Tatanan Negara John Locke 
  60. Pemikiran Hubungan Agama dan Negara John Locke
  61. Tokoh FIlsafat Alam
  62. Tokoh FIlsafat Klasik
  63. Pengertian Pembelajaran
  64. Materi Pembelajaran
  65. Model Pembelajaran
  66. Komponen dan Tujuan Pembelajaran
  67. Metode dan Media Pembelajaran
  68. Evaluasi Pembelajaran
  69. Peserta Didik (Siswa) dan Pendidik / Guru
  70. Lingkungan Tempat Belajar dan Pengelolaan ProsesPembelajaran 
  71. Pemikiran Agustinus Tentang Pendidikan
  72. Language Akuisi dan Ambiguitas Ostensions
  73. Ilmu dan Agama
  74. Negara Kita “Jatuh”
  75. Niat, Pertolongan, Guru dan Pengaruh Agustustin
  76. Keagamaan
  77. Kepribadian yang Perlu Dimiliki Guru
  78. Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Seorang Guru 
  79. Kompetensi Sosial yang Harus Dimiliki Guru 
  80. Model – Model Pembelajaran Tematik
  81. Pengertian, Karakteristik, dan LandasanPembelajaran Tematik
  82. Prinsip, dan Masalah Pembelajaran Tematik
  83. Permasalahan Pendidikan
  84. Suku Baduy
  85. Suku Batak
  86. Kamus Alay
  87. Cerita Pantai Karang Bolong
  88. Cerita Mercu Suar Serang - Banten
  89. Filosofi Es Krim
  90. Danau Toba (2)
  91. Perbedaan Pakaian Baduy Dalam dan Baduy Luar
  92. Sumber - Sumber Pengetahuan
  93. Tentang Teh
  94. Filosofi Es Buah
  95. Filosofi Nasi Padang
  96. Laporan Praktikum IPA ( Ciri - Ciri Makhluk Hidup )
  97. Komponen - Komponen Pendidikan
  98. Resume UU No 23 Tahun 2003
  99. Tentang Persib


  100.  
  101.  
  102.  
  103.  
  104.  
  105.  
  106.  
  107.  
  108.  
  109.  
  110.  
  111.  
  112.  
  113.  
  114.  
  115.  
  116.  
  117.